UNIVERSITAS AIRLANGGA



Detail Article

AntroUnairDotNet

ISSN 2303-3053

Vol. 6 / No. 2 / Published : 2017-02

Order : 5, and page :213 - 222

Related with : Scholar   Yahoo!   Bing

Original Article :

Analisis genealogi &mean matrimonial radius populasi tuli-bisu di desa bengkala, buleleng, bali

Author :

  1. Shika Arimasen Michi*1
  1. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Abstract :

ABSTRACT: In Bengkala village that is located in North Bali, there are 42 congenitial deaf individuals  or kolok among population of 3064 people. The deaf community has been living in the village for 150-200 years ago so they’re developing their own sign language. This research is trying to find connection between local endogamous that they’re praticing through generations toward the rate of congenital deaf in Bengkala. Using genealogy analysis in latest three generation and estimating Mean Matrimonial Radius (MMR) of ego, parents and grandparents toward 31 samples which is described in descriptive and quantitative method. The result  said there is influence between local endogamous and the amount kolok in Bengkala. This statement is proven by the decreasing amount of kolok followed by decreasing percentage of local endogamous and extending MMR of the ego compared to parents and grandparents.  Keywords: congenital deaf, genealogy, Mean Matrimonial Radius, marriage, local endogamous, kolok.   ABSTRAK Di Desa Bengkala yang terletak di Bali Utara, tercatat 42 individu yang dilahirkan tuli-bisu di antara 3064 jiwa penduduk. Komunitas tuli-bisu atau kolok telah muncul di Desa Bengkala sejak 150-200 tahun lalu sehingga mereka mengembangkan bahasa isyarat sendiri. Penelitian bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model perkawinan endogami lokal yang dipraktikkan dari generasi–ke generasi dengan tingginya populasi tuli-bisu di desa tersebut. Dilakukan analisis genealogi pada tiga generasi terakhir dan menghitung Mean Matrimonial Radius pada perkawinan ego, orangtua ego dan kakek pihak ayah serta ibu pada 31 sampel yang diuraikan secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara endogami lokal dengan angka tuli-bisu.  Hal itu dibuktikan dengan jumlah individu kolok yang turun dari tahun ke tahun dan berbanding lurus dengan menurunnya persentase endogami lokal dan melebarnya MMR pada perkawinan ego dibandingkan milik orangtua ego dan kakek-nenek. Kata kunci: tuli bawaan lahir, genealogi, Mean Matrimonial Radius, perkawinan, endogami lokal, kolok.

Keyword :

tuli bawaan lahir, genealogi, Mean Matrimonial Radius, perkawinan, endogami lokal, kolok.,


References :

Crapo, R. H. ,(2002) Cultural Anthropology: Understanding Ourselves and Others (Fifth). AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.2/Juli 2017, hal 221 : New York: McGraw-Hill Higher Education.

Kardong, K. V. ,(2005) An Introduction to Biological Evolution AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.2/Juli 2017, hal 221 : New York: McGraw-Hill Higher Education





Archive Article

Cover Media Content

Volume : 6 / No. : 2 / Pub. : 2017-02
  1. Keragaman Kebaya Pengantin Gaya Solo (studi Deskriptif Mengenai Makna Kebaya Gaya Solo Dalam Prosesi Pernikahan Di Surabaya)
  2. Komponis Film Di Surabaya
  3. Tren Tinggi Badan Anak Berdasarkan Luasan Mmr Orangtua Trend Of Children Height According Parents’ Mmr Area
  4. Strategi Petani Bunga Sedap Malam (polianthes Tuberosa) Dalam Menghadapi Pasar Di Desa Pekoren Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan
  5. Analisis Genealogi &mean Matrimonial Radius Populasi Tuli-bisu Di Desa Bengkala, Buleleng, Bali
  6. Pola Asuh Anak Dhuafa Dan Yatim Piatu Pada Tingkat Sd- Perguruan Tinggi Di Panti Asuhan Muhammadiyah, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri
  7. Hubungan Premenstrual Syndrome Dengan Tingkat Aktivitas Fisik Pada Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Airlangga
  8. Karakteristik Fisik Secara Somatoskopi Dan Adaptasi Budaya Pada Populasi Masyarakat Tengger Di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang
  9. Fungsi Bangunan Pura Penataran Agung “margo Wening” Di Desa Balonggarut Kecamatan Krembung
  10. Karakteristik Epigenetika Pada Upper Viscerocranium Dan Bagian Dahi Tengkorak Jawa Dan Papua Berdasarkan Perbedaan Jenis Kelamin