Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory
ISSN 0854-4263
Vol. 21 / No. 2 / Published : 2015-03
Order : 18, and page :195 - 201
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Ebola virus disease
Author :
- Henny Elfira Yanti*1
- aryati*2
- Patologi Klinik FK UNAIR/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya
- Dosen Fakultas Kedokteran
Abstract :
Ebola virus disease has known as Ebola hemorrhagic fever (EHF) is an acute viral syndrome characterized by fever and bleeding with a high mortality rate in humans and non human (primates). The current outbreak inWestern Africa is the largest ebola outbreak since the ebola virus was first discovered in 1976. The first EHF case that reemerged back in Africa occurred in March 2014 and in Desember 29th 2014 had been revealed 20,153 cases and 7,883 deaths. The virus is transmitted from wild animals and spread in the human population through human –to -human transmission. Ebola virus infection is characterized by immunosuppression and systemic inflammatory response. Both condition cause the damage of blood vessels, coagulation and disorders of the immune system, leading to multiple organ failure and shock. Until now there are no ebola standards treatment guidelines. However, the life survival increased with early supportive care such as rehydration and symptomatic treatment Penyakit virus ebola yang dikenal sebagai Ebola Hemorrhagic Fever (EHF) adalah gejala virus akut yang disertai demam dan perdarahan dengan angka kematian tinggi di manusia dan bukan manusia (primata). Wabah yang merajalela saat ini di barat Afrika ebola yang terbesar sejak virus ebola pertama kali ditemukan pada tahun 1976. Kasus EHF pertama yang merebak kembali di Afrika terjadi pada bulan Maret 2014 yang pada tanggal 29 Desember 2014 wabah ini telah mencapai 20.153 kasus dan mengakibatkan 7.883 kematian. Virus yang mematikan ini ditularkan dari hewan liar dan menyebar ke dalam lingkup manusia melalui penularan dari manusia ke sesamanya. Infeksi virus ebola ditandai dengan penekanan kekebalan tubuh dan respons inflamasi sistemik. Kedua hal ini menyebabkan kerusakan pembuluh darah, pembekuan darah dan gangguan sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan kegagalan multiorgan dan renjatan. Saat ini belum ada kesepakatan pengobatan yang baku dan diakui. Namun, kelangsungan hidup meningkat dengan perawatan penunjang dini berupa rehidrasi dan pengobatan terkait gejala
Keyword :
Ebola virus disease, ebola virus outbreaks,
References :
Fauci AS,(2014) Ebola Underscoring the Global Disparities in Health Care resources 1–3 : The New England Journal of Medicine
Feldmann H,(2011) Geisbert TW. Ebola Haemorrhagic fevers Vol.377 No.9768 Hal: 849–862 : NIH Public Acces
Archive Article
| Cover Media | Content |
|---|---|
Volume : 21 / No. : 2 / Pub. : 2015-03 |
|





