AntroUnairDotNet
ISSN 2303-3053
Vol. 3 / No. 1 / Published : 2014-02
Order : 6, and page :64 - 69
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Keterkaitan kebiasaan dan kepercayaan mengunyah sirih pinang dengan kesehatan gigi
Author :
- Amalisa Iptika*1
- Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Abstract :
ABSTRAK Kebiasaan mengunyah sirih sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak abad ke-6 Masehi dan dilakukan secara turun-temurun, salah satunya di daerah Kelurahan Sentul, Blitar, Jawa Timur. Masyarakat pengunyah sirih mempercayai bahwa sirih pinang memberikan manfaat kenikmatan seperti orang merokok, dapat menghilangkan bau nafas, dan mempercayai bahwa aktifitas ini dapat memperkuat gigi. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sentul dan menggunakan metode kualitatif. Metode wawancara dan observasi digunakan untuk pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan 12 informan. Informan yang dipilih adalah informan yang masih mengunyah sirih pinang ketika wawancara dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Sentul yang memiliki kebiasaan mengunyah sirih pinang, kondisi giginya tidaklah bagus. Secara keseluruhan informan mengalami kerusakan pada gigi seperti adanya karies gigi, gigi yang tidak utuh lagi, gigi yang berwarna hitam dan gigi yang tanggal. Penemuan di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat Sentul kurang dalam merawat kesehatan gigi dan memicu adanya kerusakan pada gigi. Jadi merawat gigi adalah penting jika pengunyah ingin mengunyah sirih pinang tanpa mengganggu kesehatan gigi. Kata kunci: mengunyah sirih pinang, kebiasaan, kepercayaan, karies gigi ABSTRACT The habit of chewing betel has been known by the people of Indonesia since the 6th century and carried from generation to generation, one of them in the Village of Sentul, Blitar, East Java. The chewers believed that betel nut provides benefits that can give pleasure like smoking, can eliminate bad breath, and believe that this activity can strengthen teeth. The study was conducted in Sentul village and using qualitative method. Interview and observation methods was used to collection the data. The study was used 12 informants who still chewing betel nut until now when the interview was conducted. The results showed that people in Sentul who have the habit betel nut chewing, teeth condition was not good. Overall, informants had known crack at the tooth such as dental caries, teeth are no longer intact, black teeth, and tooth loss. The discovery in the field indicated that the people of Sentul were not aware in dental health that could damage their teeth. So caring their teeth was important if the chewers wanted to chewing betel nut without disturbing the dental health. Keywords: chewing betel nut, habits, beliefs, dental caries
Keyword :
mengunyah sirih pinang , kebiasaan, kepercayaan, karies gigi,
References :
Herijulianti, E., Indriani, S.T., & Artini, S,(2002) Pendidikan Kesehatan Gigi Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Rahmadhan, A. G,,(2010) Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut Jakarta : Bukune
Rooney, F.D,,(1995) Betel chewing in South East Asia. Peper was prepared for the centre National de la Recherce Scientifigue France : Lyon
Artaria, Myrtati Dyah,(2009) Antropologi Dental Surabaya : Airlangga University press.
Archive Article
Cover Media | Content |
---|---|
![]() Volume : 3 / No. : 1 / Pub. : 2014-02 |
|