MOZAIK HUMANIORA
ISSN 2442-8469
Vol. 14 / No. 1 / Published : 2014-01
Order : 5, and page :59 - 68
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Signifying surabaya “green and clean” by students of urban islamic boarding schools
Author :
- Rahmat Hidayat*1
- Program Studi Sastra Inggris, Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Abstract :
Tulisan ini bertujuan untuk mendiskusikan cara santri atau masyarakat pesantren di kota besar memaknai ‘“Green and Clean”’, slogan terkenal di Surabaya dalam upaya menghijaukan dan membersihkan Surabaya, serta untuk mengetahui cara mereka mengkonstruksi makna lingkungan. Berbeda dengan masyarakat pedesaan atau di daerah terpencil, pesantren perkotaan memiliki akses yang lebih luas ke media sehingga mereka lebih terpajan pada fenomena dan tren perkotaan. Data diperoleh melalui Focus Group Discussion (FGD) pada para santri pondok pesantren di Surabaya yang direkrut dengan teknik snowball sampling. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara kepada para pengasuh beberapa pondok pesantren. Hasil FGD dan wawancara menunjukkan berbagai praktik‘hijau’ oleh santri dalam dan di luar pesantren berdasarkan peran mereka sebagai santri. Ulama atau Kiai, sebagai pusat pesantren, menanggapi isu ‘hijau’ dan memberikan dukungan kepada parasantrinya dalam bentuk fatwa (hukum Islam yang dikeluarkan oleh Ulama) atau bentuk lainnya, seperti menyediakan media atau sarana lain untuk santri untuk mengekspresikan ide-ide ‘hijau’ mereka. Lingkungan bagi sebagian santri tidak hanya sekedar tempat tinggal tetapi juga tempat mendapatkan pahala. Kesimpulan yang bisa ditarik dari penelitian ini adalah bahwa santri dan pondok pesantren menyelaraskan ajaran agama Islam mengenai kebersihan dengan agenda “Green and Clean” untuk mendukung atau memberikan justifikasi kepada program kebersihan Pemerintah Kota Surabaya.Kata kunci: ajaran agama, “Green and Clean”, lingkungan, pesantrenAbstractThe paper aims to examine the way santri (student) communities in Islamic boarding schools (pesantren)in urban setting signify ‘“Green and Clean”’, the famous slogan in Surabaya in referring to efforts of protecting the environment. Different from Islamic boarding schools in villages or remote areas, those in a big city like Surabaya have wider access to media and are thus more sensitized to urban phenomena and trends. The data were collected from a Focus Group Discussion (FGD) in late 2011 attended by students of Islamic boarding schools in Surabaya recruited via snowball sampling. In addition, semi-structured interviews were also conducted to some Muslim clerics who lead and manage pesantren. The FGD and interviews revealed various ‘green’ consumption practices by thesantri inside and outside the pesantren based on their roles as Islamic students. The Kiai or Muslim clerics, as the centre of pesantren, responded to the ‘green’ issue and provided support in the form of fatwas (Islamic jurisprudence issued by ulema) or any other forms, such as providing media or other means for the students (santri) to express their ‘green’ ideas. For a number of students, the environment does not only mean a place of living but also a place to gain rewards from God. The study concludes that students and Islamic boarding schools use Islamic values and teaching regarding cleanliness to support or justify the city government’s program of “Green and Clean”.Keywords: environment, “Green and Clean”, Islamic boarding school, religious teaching
Keyword :
environment, “Green and Clean”, Islamic boarding school, religious teaching,
References :
Premakumura, D, M Abe, dan T Maeda,(2011) Reducing Municipal Waste through Promoting 144: 457-467 : WIT Transactions on Ecology and the Environment
Archive Article
Cover Media | Content |
---|---|
![]() Volume : 14 / No. : 1 / Pub. : 2014-01 |
|