UNIVERSITAS AIRLANGGA



Detail Article

Jurnal Global dan Strategis

ISSN 1907-9729

Vol. 1 / No. 1 / Published : 2007-01

Order : 5, and page :31 - 41

Related with : Scholar   Yahoo!   Bing

Original Article :

Konflik dalam bingkai peradaban indonesia baru

Author :

  1. Suparto*1
  1. Pengajar pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Abstract :

Buku ini mendasarkan analisanya tentang kemunculan konflik yang ada di Indonesia pada beberapa tesis. Pertama, peran elit di Jakarta, biasa dikenal dengan istilah tesis provokasi. Tesis ini meniscayakan bahwa konflik memiliki hubungan yang kuat dengan para elit di Jakarta. Penganut tesis ini meyakini bahwa kelompok elit di Jakarta memiliki garis komando dengan kelompok preman yang ada di wilayah lokal untuk memperebutkan sumber pakan. Namun agaknya tesis ini dipandang lemah terbukti elit di Jakarta tidak menemukan siapa dalang di balik kerusuhan tersebut meski peran provokator bisa ditemukan di beberapa kasus. Alasan berikutnya adalah peran provokasi baru bisa mendulang sukses manakala prasyarat adanya ketegangan (tension) dalam sebuah kelompok masyarakat sudah menggunung dan mudah disulut. Kedua, persaingan antara kekuasaan dan sumber-sumber material daerah karena implementasi Undang-Undang Otonomi Daerah. Benturan terjadi di tingkat lokal atas sumber-sumber negara, akses menjadi PNS dan posisi elit di daerah. Terbukti akibat undang-undang yang memberikan kekuasaan lebih banyak kepada daerah, gesekan-gesekan baru pun bermunculan. Di tahun 1999, kerusuhan marak terjadi di Maluku, Kalimantan, dan Poso ketika Undang-Undang ini mulai diimplementasikan. Tesis ini pun memiliki kelemahan, diantaranya adalah bahwa peranan elit dalam memobilisasi massa pun kenyataannya kecil dan terbatas. Sehingga, kelemahanan teori ini sama dengan tesis provokasi. Cuma beda pada tingkat komando di level daerah. Ketiga adalah ketidak puasan lokal terhadap kebijakan pusat. Misalnya saja yang terjadi di Kalimantan Barat dimana Suku Dayak mengajukan reaksi terhadap kebijakan pusat yang menyebabkan Dayak terpinggirkan secara politis dan ekonomis (h. 54). Demikian pula lahirnya GAM di Aceh lebih dikarenakan bagi hasil sumber alam yang tidak seimbang. Penggunaan tangan besi oleh negara merupakan faktor penting dalam menyulut lebih besar konflik (h. 6-7). Agaknya, Betrand lebih setuju kalau konflik di tanah air ini akibat kebijakan pusat yang menafikan pemerataan kemakmuran kepada daerah.

Keyword :

Konflik, Provokasi, Otonomi Daerah,


References :

B. Anderson,(1991) Imagined Communities: reflections on the Origins and Spread of Nationalism London : Verso

Patrick Baron,(2004) Understanding Local Level Conflict in Developing Countries. CPR. Paper No. 19/ December 2004. : CPR

Claire Q. Barron,(2004) Understanding Local Level Conflict in Developing Countries. CPR. Paper No. 19/ December 2004. : CPR

Michael Woolcock,(2004) Understanding Local Level Conflict in Developing Countries. CPR. Paper No. 19/ December 2004. : CPR

Frances Stewart,(2002) Root Causes of Violent Conflict in Developing Countries. BMJ (324). 9 February. 342-345. : BMJ

Charles Taylor,(1994) The Politics of Recognition Dalam Amy Gutmann (Ed), Multiculturalism: Examining the Politics of Recognition : Princeton University Press





Archive Article

Cover Media Content

Volume : 1 / No. : 1 / Pub. : 2007-01
  1. Diplomasi Dan Intervensi: Keterlibatan Pihak Ketiga Dalam Konflik Etnis Pemisahan Diri
  2. Epistemologi Politik Luar Negeri:’a Guide To Theory’
  3. The Rationales For Incorporating Gender-aware Approaches In Addressing Tsunami Impacts In Aceh, Indonesia
  4. Peranan Paul Wolfowitz Dalam Pengambilan Keputusan As Menyerang Irak 20 Maret 2003
  5. Konflik Dalam Bingkai Peradaban Indonesia Baru