Jurnal Politik Muda
ISSN 2302-8068
Vol. 6 / No. 2 / Published : 2017-04
Order : 5, and page :120 - 127
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Penolakan gp ansor terhadap pembangunan patung jayandaru di kabupaten sidoarjo
Author :
- Hilmy Rahmawan*1
- Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Abstract :
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aksi penolakan GP Ansor terhadap Patung Jayandaru yang dibangun oleh dana dari PT. Sekar Laut kemudian dihibahkan kepada Pemkab Sidoarjo. Menurut ormas Islam Patung Jayandaru berhala karena Patung tersebut berbentuk utuh menyerupai manusia. Sehingga ditakutkannya nanti akan dijadikan sesembah oleh masyarkat dan tidak mendapatkan rahmat dikarenakan patung jayandaru berada di depan Masjid Agung Sidoarjo. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Teori Mobilisasi Sumber Daya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa terdapat dua alasan GP Ansor menolak adanya patung jayandaru di alun-alun Kabupaten Sidoarjo. Pertama adalah pendapat ulama tentang akibat adanya patung jika ada di dalam kehidupan mannusia. Kedua adanya hadits-hadits yang menjelaskan bahwa patung itu haram di dalam ajaran agama Islam. GP Ansor melakukan gerakan aksi penolakan terhadap patung jayandaru di alun-alun dengan dukungan oleh dua ormas Islam NU dan MUI. ABSTRACT This research aims to describe the GP Ansor demonstrations against Jayandaru statue establishment was funded by PT. Sekar Laut which then granted to the Sidoarjo Regency government. According to these oganizations, the statue was a form of idol, as its figure resembles human body. They were afraid that the people will worship the statue, making the unblessed as it located across the Sidarjo Great Mosque building. This research uses qualitative method, as the main instrument in collecting data, while the main purpose is to collect the multiple realities – not the single one. The qualitative approach also emphasizes the process that is going on. This research uses resources mobilization theory, which categorized as new social movement whenever there is any organized mobilization system in a rational way. The research shows that there are two main reasons that explain why the GP Ansor denied the establishment of Jayandaru statue at the Sidoarjo regency square: 1) Ulema’s (Islamic priest) opinions about the fact that the statue figures resembles human body; and 2) the Prophet’s saying that statue are forbidden in Islam.
Keyword :
GP Ansor, Gerakan Sosial, Mobilisasi Sumber Daya, Patung Jayandaru, Kabupaten Sidoarjo. ,
References :
Sudjoko,(2000) Pengantar Seni Rupa - : : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Soenyono,(2005) Teori-Teori Gerakan Sosial - : Surabaya: Yayasan Kampusiana
Singh, Rajendra,(2010) Gerakan Sosial Baru - : Yogyakarta: Resist Book
Klandermans, Bert,(2005) Protes: Dalam Kajian Psikologi Sosial - : Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Misrawi, Zuhairi,(2000) Islam dan Seni - : Bandung: Pustaka Hidayah
Archive Article
Cover Media | Content |
---|---|
Volume : 6 / No. : 2 / Pub. : 2017-04 |
|