Jurnal Politik Muda
ISSN 2302-8068
Vol. 5 / No. 3 / Published : 2016-08
Order : 5, and page :321 - 332
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Relasi pemilik kapital dengan kekuasaan dalam tata niaga bawang merah di kabupaten nganjuk
Author :
- Bayu Aditya Amang*1
- Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Abstract :
Kabupaten Nganjuk merupakan daerah agraris dengan prioritas sektor pertanian sebagai poros pengembangan. Melalui sektor pertanian, Kabupaten Nganjuk tercatat sebagai wilayah penghasil bawang merah terbesar ke dua skala nasional setelah Kabupaten Brebes. Ditunjang dengan adanya program nasional “Kawasan Agropolitan” yang menunjuk bawang merah Nganjuk sebagai salah satu komoditas terbesar dan unggulan, dari enam komoditas secara keseluruhan. Masyarakat kabupaten Nganjuk yang sebagian besar berprofesi atau bergerak di bidang pertanian, turut bergantung pada hasil produksi bawang merah yang memiliki nilai jual tinggi jika dibandingkan jenis tanaman lainnya, namun hal ini juga disertai dengan resiko dan biaya produksi yang tinggi. Sejatinya program kawasan agropolitan berdampak positif terhadap kemandirian petani bawang merah secara teknis produksi, akan tetapi tidak dengan persoalan permodalan yang bersifat personal. Tidak semua petani mampu mencukupi kebutuhan modal baik lahan maupun uang, sementara proses produksi harus terus berlangsung untuk mengaktifkan roda ekonomi petani dan di sisi lain mencapai target angka produksi dalam pengembangan kawasan agropolitan. Sehingga dibutuhkan adanya kerjasama untuk menutup kebutuhan – kebutuhan produksi tersebut, yakni dengan pemilik kapital yang memiliki modal dasar, dengan kesepakatan tertentu. Namun dalam prosesnya justru pemilik kapital dapat memegang kendali dan berkuasa atas tata niaga bawang merah Nganjuk dengan perputaran uang yang cukup besar. Penanaman modal yang dilakukan memberikan dampak dan konsekuensi penentuan harga jual oleh pemilik kapital dengan sistem pasar, bukan oleh petani. Sehingga kebijakan program kawasan agropolitan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui komoditas unggulan di wilayah setempat yang dikembangkan, justru sebaliknya menempatkan petani pada posisi tersudutkan dan sebagai penerima beban dari regulasi kebijakan. Sementara pemilik kapital yang tidak menanggung beban resiko produksi lebih menerima manfaat dari kebijakan tersebut dan dapat menguasai tata niaga komoditas bawang merah. Tipe penelitian ini adalah kualitatif-deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui indepth interview/wawancara.
Keyword :
Ekonomi pertanian, kebijakan, , Pemerintah Daerah Nganjuk, , kapitalisme perdagangan, tata niaga.,
References :
Surbakti, Ramlan. ,(2010) Memahami Ilmu Politik. 366 : Jakarta: PT Grasindo
Arief, Sritua dan Adi Sasono. ,(1981) Indonesia: Ketergantungan dan Keterbelakangan. 366 : Jakarta: Lembaga Studi Pembangunan
Stigler, George J,(1971) The Theory of Economic Regulation. 366 : The University of Chicago
Archive Article
Cover Media | Content |
---|---|
Volume : 5 / No. : 3 / Pub. : 2016-08 |
|