VERLEDEN
ISSN 2301-8127
Vol. 1 / No. 1 / Published : 2012-12
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
The development of indonesian dangdut music 1960's to 1990's
Author :
- Fathin Luaylik*1
- Johny A. Khusyairi*2
- Departemen Ilmu Sejarah FIB Universitas Airlangga Surabaya
- Departemen Ilmu Sejarah FIB Universitas Airlangga Surabaya
Abstract :
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai relevansi keadaan sosial-politik dan kultural terhadap keberadaan Musik Dangdut. Penulisan artikel ini dilakukan dengan menggunakan metode Sejarah yang selain menggunakan sumber-sumber sekunder, juga menggunakan sumber-sumber primer seperti koran dan menggunakan metode Sejarah Lisan. Penamaan jenis musik ini adalah hasil dari penjulukan merendahkan, dang duut, yang merupakan nama sindiran atas penilaian terhadap eksistensi Dangdut yang semula dianggap sebagai musik kalangan Bawah. Dalam perkembangannya, ternyata musik Dangdut mampu masuk ke dalam ruang dengar kalangan Menengah ke Atas lewat beragam kesempatan. Berbeda dari kehadiran awalnya di tahun 1960an hingga awal 1970an yang dianggap kampungan, pada dekade-dekade sesudahnya musik Dangdut menyebar secara lebih modern sesuai dengan perkembangan teknologi rekaman. Disamping itu, oleh karena besarnya khalayak penggemarnya, musik Dangdut kerap menjadi alat politik untuk mendapatkan dukungan massa. Era tahun 1990an menjadi titik balik dari musik Dangdut karena citra yang kian membaik dan peningkatan kesejahteraan penyanyinya. This article aim to explicate the relevance of social and political circumstances to the presence of Dangdut Music. The article was written based on historical methods in which, besides employing primary resources, employing secondary resources such as newspapers and oral history. The naming of this music was actually a derogatory identification, dang and duut, such an insinuation to the presence of Dangdut which initially was considered as a lower class music. Later, this music was successfully penetrated to the middle and upper classes in diversed events. Unlike its initial presence in 1960s and 1970s which was considered as kampungan (tacky embarrassing), in the next decades the music was dispersed moderner in accordance to the progress of recording technology. In addition, as a consequence of the huge number of its fans, Dangdut music was recurrently used as political tool to snatch political mass.The 1990s era was the turning point of Dangdut music as its improved images and improved prosperity of its singers.
Keyword :
The History of Dangdut, Lower Class, Music,
References :
N. Weintraub, Andrew,(2010) Dangdut Histories: A Social and Musical History of Indonesia’s Most Popular Music New York : Oxford University Press
Sedyawati, Edi dan Supardi Djoko Damono (ed.),(1991) Seni dalam Masyarakat Indonesia Gramedia Pustaka Utama : Gramedia Pustaka Utama
Kuntowijoyo,(2007) Penjelasan Sejarah (Historical Explanation) Yogyakarta : Tiara Wacana.
Frederick, William H. dalam Dloyana Kesumah dkk,(1995) Pesan-pesan Budaya Lagu-lagu Pop dangdut dan Pengaruhnya terhadap Perilaku Sosial Remaja Kota Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Bouvier, Helene,(2002) Lebur ! Seni Musik dan Pertunjukan dalam Masyarakat Madura Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
Archive Article
Cover Media | Content |
---|---|
Volume : 1 / No. : 1 / Pub. : 2012-12 |
|