MOZAIK HUMANIORA
ISSN 2442-8469
Vol. 15 / No. 2 / Published : 2015-07
Order : 7, and page :205 - 208
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Alcoholic drink as a necessary evil in surabaya 1900—1942
Author :
- Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari*1
- Dosen Fakultas Ilmu Budaya
Abstract :
AbstrakPenelitian ini berkaitan dengan pentingnya minuman keras di Surabaya pada tahun 1900—1942. Fokus penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan mengapa minuman keras yang dari sisi kesehatan merupakan minuman berbahaya dan dapat dikatakan sebagai “minuman jahat” namun pada aspek ekonomi, sosial, dan budaya merupakan kebutuhan yang diperlukan. Kajian ini menggunakan metode sejarah meliputi pencarian sumber, kritik, interpretasi, dan penulisan. Kajian ini menggunakan pendekatan multidimensional, yakni perspektif kesehatan, ekonomi, sosial, dan budaya. Berdasarkan pendekatan tersebut, dapat diketahui bagaimana peran minuman keras bagi manusia dan interaksinya. Oleh karena itu, digunakan konsep a neccesary evil. Minuman keras menjadi salah satu simbol budaya modern bagi masyarakat pribumi perkotaan dari tingkat elit sampai rakyat jelata serta golongan masyarakat Timur Asing terutama Tionghoa. Secara sosial dan ekonomi, minuman keras memiliki nilai prestise sosial, di mana minuman keras akan menunjukan status sosial dan kemajuan dalam memaknai simbol-simbol perubahan zaman. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa ternyata gerak ekonomi dalam minuman keras mengalami tren peningkatan guna penyediaan komoditas tersebut. Bahkan, di Surabaya sendiri kemudian dibangun pabrik bir sebagai penyedia salah satu jenis minuman keras. Secara kesehatan, minuman keras sangat berbahaya dan merugikan tubuh. Namun, di sisi yang lain, dalam tingkatan sosiologis dan ekonomis, minuman keras juga diperlukan walaupun seringkali mendatangkan masalah kesehatan dan sosial.Kata kunci: kolonial, minuman keras, necessary evilAbstractThis study aims to answer the question of why the alcoholic drink from the health side is a dangerous beverage and can be considered as “evil drink” but from the aspects of economic, social, and culture it is necessary. This study uses historical method heuristic, criticism, interpretation, and writing. This study uses a multidimensional approach, namely health perspective, economic, social, and cultural. The concept of a necessary evil was introduced since alcoholic drink became one of the symbols of modern culture for urban indigenous people from the elite level to ordinary people. Socially and economically, alcoholic drink had a value of social prestige, in which liquor would indicate social status and progress over the meanings of the symbols of the changing times. The economic movement in liquor increased as the supply of the commodity increased. In fact, in Surabaya a brewery as a provider of one type of liquor was bulit. In the point of view of health, liquor was very dangerous and detrimental to the body. However, in the sociological and economic point of view, liquor was also required although it proved to cause many problems for health and social interaction.Keywords: colonial, evil drink, liquor, necessary evil
Keyword :
colonial, evil drink, liquor, , necessary evil,
References :
Livingstone, Andrew G, Hollie Young, dan SR Manstead.,(2011) We Drink, Therefore We Are”: The Role of Group Identification and Norms in Sustaining and Challenging Heavy Drinking “Culture” (5): 637-649. : Group Processes Intergroup Relations 14
Archive Article
Cover Media | Content |
---|---|
![]() Volume : 15 / No. : 2 / Pub. : 2015-07 |
|