MOZAIK HUMANIORA
ISSN 2442-8469
Vol. 13 / No. 2 / Published : 2013-06
Order : 5, and page :149 - 157
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Are swear words always perceived negatively?: the function of swearing in arek society and mataraman society
Author :
- Endang Sholihatin*1
- Program Studi Magister Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Surabaya Jalan Ketintang Surabaya
Abstract :
Ada banyak ekspresi manusia dalam mengungkapkan perasaannya melalui bahasa, salah satunya melalui pisuhan. Pisuhan merupakan bahasa tabu namun kenyataannya justru sering diucapkan. Tujuan penelitian ini menghasilkan deskripsi perbandingan fungsi pisuhan yang digunakan masyarakat arek (MA) dan masyarakat mataraman (MM). Secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pemahaman yang tepat mengenai penggunaan pisuhan dalam komunikasi bermasyarakat sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan pisuhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif, dengan teknik partisipasi berperan-serta. Penelitian ini dilakukan pada MA di Surabaya dan MM di Yogyakarta dengan latar belakang alamiah. Analisis menunjukkan bahwa ada persamaan dan perbedaan pisuhan di dua masyarakat tersebut. Ada sebelas fungsi pisuhan yaitu untuk mengekspresikan kegembiraan/ harga diri, keberanian, salam, pembelaan diri, memberi saran, bahasa slang, memecah kekakuan suasana, menekankan sesuatu, memuji, merepresentasikan identitas, dan sebagai pemersatu. Pada masyarakat Matraman pisuhan diplesetkan dengan bentuk lain sehingga tidak langsung menunjuk pada kata yang dimaksud. Sedangkan pisuhan dalam MA untuk menunjukkan kemandiriannya tidak secara langsung menggunakan pisuhan yang ada dalam MM, tetapi menggantikan atau menambahkannya dengan kata lain sehingga tidak sama persis dengan pisuhan pada MM.Kata kunci: arek, mataraman, pisuhan, pragmatik, sosiolinguistikAbstractPeople expresse their feelings through a variety of languages, such as through swear words. Swearing is a taboo language yet it is commonly heard in daily life. The objective of this paper is to generate a comparison of the function of swear words used by arek society (MA) and mataraman society(MM). This paper is expected to provide proper understanding on the use of swear words in social communication as to avoid misunderstanding in interpreting the swear words. The method of research used was qualitative method, especially participant observation. The research was conducted on areksociety (MA) in Surabaya and on mataraman society (MM) in Yogyakarta under natural settings. This paper argues that there are similarities and differences of functions of swearing used by MA andMM. This paper found 11 functions of swearing: to express pleasure/pride, courage, greeting, self- defense, advice, slang, ice breaking, assertion, praise, identity, and a unifier. In mataraman society, the swear words are spoofed by other forms that do not directly refer to the word in question. The swear words in arek society do not directly refer to the existing swear words in mataraman society, but replace or add some words.
Keyword :
arek, mataraman, pragmatics, sociolinguistics, swear words,
References :
Istanti, Kun Zachrun,(2001) “Hikayat Amir Hamzah: Jejak dan Pengaruhnya dalam Kesusastraan Nusantara. 13 (1): 23–37. : Humaniora
Archive Article
Cover Media | Content |
---|---|
![]() Volume : 13 / No. : 2 / Pub. : 2013-07 |
|