MOZAIK HUMANIORA
ISSN 2442-8469
Vol. 16 / No. 1 / Published : 2016-01
Order : 10, and page :113 - 122
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Identity, place, and difference: an autoethnography
Author :
- Suna Xie*1
- Department of Gender and Cultural Studies, The University of Sydney
Abstract :
Abstrak Identitas adalah sebuah proses dan bersifat cair. Konstruksi identitas sering dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk tempat tinggal. Identitas selalu menjadi sesuatu yang sedang berlangsung, proses menjadi diri sendiri yang selalu kontinyu, beradaptasi, dan memperbaharui berdasarkan posisi sosial yang berbeda. Menjadi seorang wanita Tionghoa dari provinsi Shanxi, penulis merasa bahwa posisi yang terbias jender, tempat, dan etnis ini membentuk bagian penting dari identitas penulis yang dibentuk oleh berbagai lokasi tempat tinggal penulis, baik di dalam maupun di luar Tiongkok. Makalah ini membahas bagaimana masing-masing tempat, dengan lokasi yang berbeda, baik secara geografis, dinamika sosial, dan budaya politik, membentuk identitas penulis saat ini, serta bagaimana proses perjuangan penulis dalam bernegosiasi dengan berbagai posisi yang diwakili oleh tempat-tempat ini. Mengambil otoetnografi sebagai metode penelitian, studi ini menggunakan rekonstruksi kenangan penulis, foto, dan beberapa tulisan pribadi penulis selama bertempat tinggal di lokasi-lokasi yang dibahas dalam artikel ini sebagai bahan sumber. Analisis otoetnografi menunjukkan bahwa pengalaman hidup di posisi terpinggirkan di tempat yang berbeda telah memungkinkan penafsiran ketimpangan sosial dan ketidakadilan politik dari perspektif yang berbeda. Penelitian reflektif ini membantu untuk memahami wacana yang ada mengenai diaspora Tionghoa dan menyadari bagaimana wacana-wacana yang ada tidak dapat memahami subjektivitas pengalaman diaspora yang kompleks secara menyeluruh. Kata kunci: diaspora, identitas, otoetnografi, Tionghoa Abstract Identity is a process of becoming, and is thus fluid. The construction of identity is often influenced by many factors, including the place s/he lives in. Identity has always been a work in progress, a process of self-making, adapting and renewing based on different social positions one is placed into voluntarily or obligatory. Being a female from Shanxi province and Chinese, the author feel that these gendered, place located and ethnically classified positions form a key part of her identity shaped by the many places she has lived, both inside and outside China. This paper will be an investigation on how each place, with its own distinct geographical location as well as its political social and cultural dynamic, shaped the author’s identity as a person today, as well as the process of her struggle to negotiate with these multifaceted subject positions as represented by these places. Taking autoethnography as a method of research, the study utilized the author’s reconstructed memories, photographs, and some personal writing she has produced during her time living in places discussed in this article as source materials. This autoethnographic account showed that the experience of living in marginalised positions in different places has enabled the interpretation the social inequality and political injustices from a different perspective. The reflective account helps to understand the existing discourses on Chinese diaspora and realize how the discourses cannot do justice to the complex subjectivities of diasporic experiences. Keywords: autoethnography, Chinese, diaspora, identity Abstrak Identitas adalah sebuah proses dan bersifat cair. Konstruksi identitas sering dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk tempat tinggal. Identitas selalu menjadi sesuatu yang sedang berlangsung, proses menjadi diri sendiri yang selalu kontinyu, beradaptasi, dan memperbaharui berdasarkan posisi sosial yang berbeda. Menjadi seorang wanita Tionghoa dari provinsi Shanxi, penulis merasa bahwa posisi yang terbias jender, tempat, dan etnis ini membentuk bagian penting dari identitas penulis yang dibentuk oleh berbagai lokasi tempat tinggal penulis, baik di dalam maupun di luar Tiongkok. Makalah ini membahas bagaimana masing-masing tempat, dengan lokasi yang berbeda, baik secara geografis, dinamika sosial, dan budaya politik, membentuk identitas penulis saat ini, serta bagaimana proses perjuangan penulis dalam bernegosiasi dengan berbagai posisi yang diwakili oleh tempat-tempat ini. Mengambil otoetnografi sebagai metode penelitian, studi ini menggunakan rekonstruksi kenangan penulis, foto, dan beberapa tulisan pribadi penulis selama bertempat tinggal di lokasi-lokasi yang dibahas dalam artikel ini sebagai bahan sumber. Analisis otoetnografi menunjukkan bahwa pengalaman hidup di posisi terpinggirkan di tempat yang berbeda telah memungkinkan penafsiran ketimpangan sosial dan ketidakadilan politik dari perspektif yang berbeda. Penelitian reflektif ini membantu untuk memahami wacana yang ada mengenai diaspora Tionghoa dan menyadari bagaimana wacana-wacana yang ada tidak dapat memahami subjektivitas pengalaman diaspora yang kompleks secara menyeluruh. Kata kunci: diaspora, identitas, otoetnografi, Tionghoa Abstract Identity is a process of becoming, and is thus fluid. The construction of identity is often influenced by many factors, including the place s/he lives in. Identity has always been a work in progress, a process of self-making, adapting and renewing based on different social positions one is placed into voluntarily or obligatory. Being a female from Shanxi province and Chinese, the author feel that these gendered, place located and ethnically classified positions form a key part of her identity shaped by the many places she has lived, both inside and outside China. This paper will be an investigation on how each place, with its own distinct geographical location as well as its political social and cultural dynamic, shaped the author’s identity as a person today, as well as the process of her struggle to negotiate with these multifaceted subject positions as represented by these places. Taking autoethnography as a method of research, the study utilized the author’s reconstructed memories, photographs, and some personal writing she has produced during her time living in places discussed in this article as source materials. This autoethnographic account showed that the experience of living in marginalised positions in different places has enabled the interpretation the social inequality and political injustices from a different perspective. The reflective account helps to understand the existing discourses on Chinese diaspora and realize how the discourses cannot do justice to the complex subjectivities of diasporic experiences. Keywords: autoethnography, Chinese, diaspora, identity
Keyword :
autoethnography, Chinese, diaspora, identity,
References :
Kuan-Pearce, Khun Eng,(2006) Locating the Self in the Chinese Diaspora: Introductory Remarks 30 (1): 217-221 : Asian Studies Review
Archive Article
| Cover Media | Content |
|---|---|
 Volume : 16 / No. : 1 / Pub. : 2016-01 |
|
