UNIVERSITAS AIRLANGGA



Detail Article

MOZAIK HUMANIORA

ISSN 2442-8469

Vol. 13 / No. 1 / Published : 2013-01

Order : 3, and page :38 - 45

Related with : Scholar   Yahoo!   Bing

Original Article :

Masculine domination versus gender equality

Author :

  1. Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Budi Luhur *1
  1. Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Budi Luhur

Abstract :

Abstrak Budaya patriarki tumbuh dari dominasi maskulin dalam masyarakat. Dominasi maskulin telah menempatkan perempuan sebagai objek yang tidak memiliki hak untuk tumbuhh sebagai makhluk sosial. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh pemahaman agama yang dangkal dan upaya untuk mengendalikan perempuan dalam lembaga perkawinan, yang seringkali membuat wanita para wanita menghadapi ketidaksetaraan peran sosial. Oleh karena itu, perlu adanya kritik terhadap dominasi maskulin melalui media. Media seyogyanya meningkatkan kesadaran atas kesetaraan gender untuk mempromosikan hubungan proporsional antara pria dan wanita. Film adalah salah satu media yang yang efektif untuk mempromosikan kesetaraan gender.   Kata kunci: dominasi maskulin, kesetaraan gender, media   Abtract Patriarchy culture has growing ever lasting from masculine domination in the society. Masculine domination has placing women as an object who has no right to grow as social beings. It caused by understanding of religion superficially and inappropriate civilize women in the institution of marriage. So then the women deal with inequality social role. It should campaign through media to critize masculine domination. Media propagating gender equality to promote awareness proportional relationship between men and women. The Movie is one of media which has an effective way to promote gender equality.     Keywords: gender equality, masculine domination, media  Abstrak Budaya patriarki tumbuh dari dominasi maskulin dalam masyarakat. Dominasi maskulin telah menempatkan perempuan sebagai objek yang tidak memiliki hak untuk tumbuhh sebagai makhluk sosial. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh pemahaman agama yang dangkal dan upaya untuk mengendalikan perempuan dalam lembaga perkawinan, yang seringkali membuat wanita para wanita menghadapi ketidaksetaraan peran sosial. Oleh karena itu, perlu adanya kritik terhadap dominasi maskulin melalui media. Media seyogyanya meningkatkan kesadaran atas kesetaraan gender untuk mempromosikan hubungan proporsional antara pria dan wanita. Film adalah salah satu media yang yang efektif untuk mempromosikan kesetaraan gender.   Kata kunci: dominasi maskulin, kesetaraan gender, media   Abtract Patriarchy culture has growing ever lasting from masculine domination in the society. Masculine domination has placing women as an object who has no right to grow as social beings. It caused by understanding of religion superficially and inappropriate civilize women in the institution of marriage. So then the women deal with inequality social role. It should campaign through media to critize masculine domination. Media propagating gender equality to promote awareness proportional relationship between men and women. The Movie is one of media which has an effective way to promote gender equality.   Keywords: gender equality, masculine domination, media 

Keyword :

gender equality, masculine domination, media ,


References :

Schmidt, Leonie,(2012) Post-Suharto Screens: Gender Politics, Islam and Discourse of Modernity 4 (1): 29-48. : N/A





Archive Article

Cover Media Content

Volume : 13 / No. : 1 / Pub. : 2013-01
  1. The Morphology Of Malin Tembesu Folklore Based On Propp’s Narrative Structure
  2. Constructing National Identity In Indonesia – Experience For Europe
  3. Masculine Domination Versus Gender Equality
  4. Symbolic Meaning Of Huma (field) In The Bedouin Community
  5. Historical Teleology In Secular Perspective
  6. Renewal Ideas And Activities Of K.h. Ammar Faqih In Gresik 1902-1965
  7. The Development Of Traditional Herbal Drink By Maduranese Women As An Attempt To Improve The Health Of Society
  8. Historiography Of Arcawinangun Village In Banyumas
  9. Ecotourism Model Based On Rural Community Potential
  10. Surakarta Palace Judicial System Under Colonial Power