AntroUnairDotNet
ISSN 2303-3053
Vol. 3 / No. 1 / Published : 2014-02
Order : 18, and page :1 - 12
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
“makna daeng dalam kebudayaan suku makassar”
Author :
- Stephanie Prisilia Djaswadi*1
- Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Abstract :
Abstract In Makassar tribe culture, Daeng is one of the cultural products of Makassar tribe that has a variety of meanings. In this case, Daeng which in Makassar tribe culture is a title that has a special meaning, the social reality in Makassar today often addressed as a designation or a call for economic actors medium. The focus of this research is on the aspects of meaning itself Daeng, and the use of social reality Daeng in Makassar society today. In the history of the use of the title Daeng on Tribal Culture Makassar, Daeng can be interpreted as: (a) the name given to the child 's parents, as servitude name of Allah, the embodiment of prayer and hope that the child will be able to be a good boy, (b) nicknames or respect for someone who has a typical or excess (skills/achievement), in the social life of Makassar, (c) the designation or title for the nobility ( rich ), the people who are respected, and the elder in social life Makassar tribe. In the context of Makassar tribe culture, differences in the use of the title Daeng past and present in the social reality of Makassar, at least due to three factors, namely: (a) a degree of flexibility in the use of history led to the breadth of meaning Daeng themselves in the culture of public interest Makassar, (b) that the system is not strong enough culture (Makassar tribe) to provide usage restrictions daeng's degree in the social life of the community, (c) examine that no title or right to call addressed to economic operators of the medium (punting tricycles, transient vegetable vendors, and towing bentor), which is loaded with the values of civility and manners and dialects to communicate in Makassar, soused daeng designation as to their designation by the people in Makassar . Abstrak Dalam kebudayaan Suku Makassar, daeng merupakan salah satu produk budaya Suku Makassar yang memiliki makna beragam. Dalam hal ini, daeng yang dalam kebudayaan Suku Makassar merupakan gelar yang memiliki makna yang khusus, dalam realitas sosial masyarakat di Kota Makassar dewasa ini acap ditujukan sebagai sebutan atau panggilan bagi para pelaku ekonomi menengah kebawah. Fokus penelitian ini ialah pada aspek makna daeng itu sendiri, dan penggunaan daeng dalam realitas sosial masyarakat Makassar dewasa ini. Dalam sejarah penggunaan gelar daeng pada Kebudayaan Suku Makassar, daeng dapat dimaknai sebagai; (a) nama yang diberikan orangtua kepada anaknya, sebagai penghambaan nama Allah SWT, perwujudan dari do’a dan pengharapan agar anak tersebut nantinya dapat menjadi anak yang baik, (b) nama julukan atau penghargaan terhadap seseorang yang memiliki ciri khas atau kelebihan (keahlian/prestasi), dalam kehidupan sosial masyarakat Makassar, (c) sebutan atau gelar bagi kalangan bangsawan (kaya), orang-orang yang dihormati, dan orang-orang yang dituakan, dalam kehidupan sosial masyarakat Suku Makassar. Dalam konteks kebudayaan Suku Makassar, perbedaan penggunaan gelar daeng dalam masa lampau dan masa sekarang pada realitas sosial masyarakat Makassar, sedikitnya disebabkan oleh tiga faktor; yaitu; (a) fleksibilitas dalam sejarah penggunaan gelar daeng menyebabkan luasnya makna daeng itu sendiri dalam kebudayaan masyarakat Suku Makassar, (b) bahwa tidak cukup kuatnya sistem kebudayaan (Suku Makassar) dalam memberikan batasan-batasan penggunaan gelar daeng dalam kehidupan sosial masyarakat, (c) menelaah bahwa tidak adanya sebutan atau panggilan yang tepat untuk ditujukan kepada para pelaku ekonomi menengah kebawah tersebut (pengayuh becak,tukang sayur keliling, dan penarik bentor), yang sarat dengan nilai-nilai kesopanan dan tata krama berkomunikasi dalam bahasa dan dialek Makassar, sehingga dipergunakanlah sebutan daeng sebagai sebutan terhadap mereka oleh masyarakat di Kota Makassar.
Keyword :
Makna, Daeng, Kebudayaan Suku Makassar,
References :
Kleden, Ignas,(1987) Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan Jakarta : LP3ES
Pelras, C,(2006) Manusia Bugis, Nalar bekerja sama dengan Forum Jakarta-Paris, Jakarta : EFEO
Spradley, J. P,(1997) Metode Etnografi Yogyakarta : Tiara Wacana
Tamaela, C,(2005) ‘Pela Dalam Masyarakat Maluku di Perantauan: Studi tentang Makna Pela bagi Masyarakat Maluku di Surabaya’ Surabaya : Universitas Airlangga (Skripsi tidak diterbitkan
Archive Article
Cover Media | Content |
---|---|
![]() Volume : 3 / No. : 1 / Pub. : 2014-02 |
|