UNIVERSITAS AIRLANGGA



Detail Article

Bio-Kultur

ISSN 2302-3058

Vol. 5 / No. 2 / Published : 2016-02

Order : 2, and page :157 - 165

Related with : Scholar   Yahoo!   Bing

Original Article :

Dasar biologis variasi jenis kelamin, gender, dan orientasi seksual

Author :

  1. Myrtati D. Artaria*1
  1. Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Abstract :

Abstract The terms of sex, gender, and sexual orientation are often confused in the public view. Although maybe they were related to one another, but it is not always like a mathematical formula that sex and gender are aligned, that sexual orientation is always uniform in a particular direction. Human life is quite complex, including sex, gender, and sexual orientation. It has become more interesting to study the biological cause of variation of the sex, gender, and sexual orientation. Furthermore, there is the effeminacy and tomboy phenomenon that is also found in certain people, which is not always related to sexual orientation. However, among cultures around the world there are many different perception of gender, such as in Bugis there are five kinds of gender--woman, calalai, bissu, calabai, and man. Based on the review it can be concluded that sex, gender, and sexual orientation patterns also biological bases which causes them to be varied, and there must be good reasons that the variation occur in nature.   Keywords: sex, gender, sexual orientation, sexual variation, sexuality   Abstrak Istilah jenis kelamin, gender, dan orientasi seksual sering dicampuradukkan dalam pandangan masyarakat. Meskipun mungkin mereka ada yang terkait satu sama lain, tetapi tidak selalu seperti rumus matematika bahwa jika jenis kelamin dan gender tidak sejalan, maka orientasi seksualnya selalu seragam ke arah tertentu. Kehidupan manusia cukup kompleks, termasuk terkait tiga hal tersebut di atas. Menjadi semakin menarik ketika dijumpai variasi pola keterkaitan ke tiga hal tersebut di atas. Ditambah lagi fenomena adanya effeminacy dan tomboy yang juga dijumpai pada orang-orang tertentu, yang mana tidak selalu terkait dengan orientasi seksual ke arah tertentu. Lebih menarik adalah menelaah apa sebab terjadinya Jenis kelamin, gender, dan orientasi seksual yang tidak selalu berjalan sesuai pola yang dikehendaki. Namun demikian, perlu diketahui bahwa dalam berbagai masyarakat di dunia, didapati berbagai penerimaan yang berbeda tentang adanya jenis kelamin dan masyarakat, seperti misalnya di Bugis ada lima macam gender, yaitu perempuan, calalai, bissu, calabai, dan laki-laki. Lebih menarik lagi ketika menelaah bagaimana secara biologis bagaimana penyebab terjadinya berbagai jenis kelamin yang lebih dari dua, gender yang dimungkinkan lebih dari dua, maupun pola orientasi seksual yang tidak selalu seragam berdasarkan jenis kelaminnya. Dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin, gender, serta pola orientasi seksual mempunyai dasar biologis yang menyebabkan mereka menjadi bervariasi, dan alam mempunyai alasan bahwa hal seperti ini dapat terjadi.   Kata kunci: jenis kelamin, gender, orientasi seksual, variasi, seksualitas

Keyword :

jenis kelamin, gender, orientasi seksual, variasi, seksualitas,


References :

Davies, S. G. ,(2007) Challenging gender norms: Five genders among Bugis in Indonesia BioKultur, Vol.V/No.2/Juli-Desember 2016, hal. 164 : Wadsworth Publishing Company

Moore, K. L., Persaud, T. V. N., & Torchia, M. G. ,(2015) The developing human: clinically oriented embryology. BioKultur, Vol.V/No.2/Juli-Desember 2016, hal. 164 : El-sevier Health Sciences





Archive Article

Cover Media Content

Volume : 5 / No. : 2 / Pub. : 2016-02
  1. E-partisipasi Politik
  2. Dasar Biologis Variasi Jenis Kelamin, Gender, Dan Orientasi Seksual
  3. Konstruksi Identitas Budaya Bawean
  4. Makna Bandara Harun Thohir Bagi Orang Bawean
  5. Peran Kyai Pada Perceraian Masyarakat Migran Pulau Bawean
  6. Peran Dokter, Bidan Desa, Dan Dukun Bayi Dalam Pelayanan Kesehatan Di Masyarakat Tengger
  7. Tradisi Ziarah Kubur: Agama Sebagai Konstruksi Sosial Pada Masyarakat Di Bawean, Kabupaten Gresik
  8. Respon Masyarakat Dan Pemerintah Desa Dalam Menangkap Peluang Pengembangan Pariwisata Di Bawean