UNIVERSITAS AIRLANGGA



Detail Article

INSAN Media Psikologi

ISSN 1411-2671 (Cetak); 2310-7945 (Online)

Vol. 7 / No. 3 / Published : 2005-08

Related with : Scholar   Yahoo!   Bing

Original Article :

Pengaruh pelatihan dan evaluasi self-talk terhadap penurunan tingkat body-dissatisfaction

Author :

  1. Dita Iswari*1
  2. Nurul Hartini*2
  1. Psikologi Unair
  2. Dosen Psikologi Unair

Abstract :

Kecantikan bukanlah hal yang baru lagi dalam kehidupan. Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa kecantikan mulai menjadi kebutuhan baik bagi laki-laki maupun perempuan. Namun laki-laki metrosexual lebih didominasi oleh kaum eksekutif atau kelas menengah keatas, sedangkan perempuan dari kelas manapun pasti melakukan usaha mempercantik diri, apalagi sekarang sarana kecantikan lebih terjangkau secara ekonomis. Kebutuhan perempuan akan kecantikan tersebut akhirnya dimanfaatkan oleh produsen-produsen yang bergerak di bidang kecantikan yang berlomba menawarkan produk-produk inovatif sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan perempuan. Bagian yang sering diperhatikan perempuan adalah wajah, kulit, dan bentuk tubuh. Tubuh yang dianggap cantik bagi kaum perempuan adalah keserasian antara tubuh dan tinggi badan. Perbandingan antara keduanya tidak dapat dimanipulasi tampilannya dalam waktu singkat seperti halnya wajah yang dapat disamarkan dengan kosmetik atau penampilan dihiasi dengan perhiasan dan pakaian (Ackmelia, 1997:15)Menurut para ahli di bidang medis, terdapat beberapa penyakit yang berkaitan dengan obesitas antara lain diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, peningkatan kadar kolesterol dan trigliserid. Berdasarkan penelitian, penderita obesitas ditemukan memiliki dua kali kecenderungan lebih besar terkena penyakit jantung koroner karena pada umumnya orang yang berat badannya berlebih cenderung memiliki kadar kolesterol tinggi, lemak yang mereka konsumsi biasanya langsung disimpan di bagian – bagian tubuh tertentu dimana pada pria biasanya di sekitar perut sedangkan pada wanita biasanya di sekitar paha dan pinggul. Menurut Friedman &Brownell, gangguan psikiatrik dan psikologik juga sering menyertai para penderita obesitas, tanpa memperhatikan apakah hal itu sebagai sebab atau akibat, misalnya depresi (diperkirakan angka kejadiannya antara 4%–80%), kecemasan, gangguan makan (binge eating disorder), gangguan kepribadian, ketergantungan zat, dan sebagainya (Wardhani,1995:7). Penelitian-penelitian di berbagai bidang itulah yang sekarang mengubah pandangan masyarakat mengenai kegemukan. Hasil dari perubahan ini dapat dilihat dalam reklame-reklame yang gencar ditampilkan di televisi dan media cetak, mulai dari model-model iklan yang cantik dan seksi dengan tubuh yang langsing, bahkan cenderung kurus, sampai produk-produk yang menjanjikan untuk mendapatkan tubuh langsing seperti model-model tersebut. Pengaruh lingkungan seperti ini “seolah-olah” mengatakan semakin kurus seseorang maka semakin cantiklah orang tersebut, sehingga sebagian besar perempuan pada saat sekarang merasa bahwa diri mereka lebih berat daripada yang mereka harapkan. Akibatnya, banyak perempuan yang merasa tidak puas akan tubuhnya dan melakukan apapun yang dianggapnya dapat membantu dia memperoleh bentuk badan yang dia inginkan, mulai dari diet mati-matian, olahraga, obat-obat pelangsing, hingga bedah kecantikan, bahkan pada kasus yang ekstrem dapat memunculkan gejala gangguan makan. Pendapat ini didukung oleh adanya bukti bahwa sepertiga perempuan Amerika dan hampir seperempat laki-laki Amerika mencoba mengurangi berat badan. Uang yang dihabiskan untuk membeli makanan diet, buku dan program diet, mendekati dua kali lipat pada tahun 1980-an yaitu hampir senilai $30 miliar (Brownell dalam Santrock, 1995:78). Kesadaran masyarakat untuk mempertahankan dan mengontrol berat badan mereka juga semakin besar, yang dibuktikan dengan jumlah anggota Pengamat Berat Badan (Weight Watcher) yang telah mencapai kurang lebih 15 juta orang, dengan lebih banyak anggota perempuan daripada laki-laki (Santrock, 1995:78).Remaja yang paling banyak mencemaskan keadaan tubuh adalah remaja putri, terutama masalah berat badan. Remaja putri selalu membandingkan antara tinggi badan, berat badan dan bentuk tubuhnya dengan teman-teman sebaya. Perbandingan yang tidak memuaskan dapat menjadi sumber dari kekecewaan dan akhirnya dapat mengarah ke terbentuknya body dissatisfaction (ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh). Body dissatisfaction tidak hanya dialami oleh remaja yang mengalami obesitas saja tetapi tidak sedikit pula remaja yang memiliki berat badan ideal atau bahkan dibawah rata-rata juga mengalami body dissatisfaction. Pendapat ini dibuktikan oleh suatu studi di Amerika Serikat mengenai body-image para remaja. Penelitian ini menunjukkan hasil yang mengejutkan sekaligus menggelikan. Hampir 70% remaja putri yang menjadi sampel penelitian ini mengungkapkan keinginan mereka untuk mengurangi berat badannya karena merasa kurang langsing. Padahal, hanya 15% diantara mereka yang benar-benar menderita obesitas. Sebaliknya pada remaja putra, 59% menginginkan tubuh yang berisi karena merasa dirinya kerempeng meskipun hanya 25% yang memang benar-benar kerempeng (Intisari dalam Feizal, 1995 : 4–5).Mengacu pada tugas-tugas perkembangan masa remaja (dalam Gunarsa, 2002: 19), yang diantaranya adalah menerima keadaan fisiknya serta mengetahui dan menerima kemampuan sendiri, maka peneliti mencoba membantu remaja putri yang memiliki body dissatisfaction untuk lebih bisa menerima diri mereka secara fisik dan pada akhirnya mereka dapat mengembangkan diri secara optimal. Body dissatisfaction merupakan suatu bentuk pikiran yang tidak rasional sehingga terapi yang digunakan untuk menangani body dissatisfaction juga disesuaikan dengan keadaan tersebut. Terapi yang dipilih dalam penelitian ini adalah self-talk. Self-talk dipilih karena self-talk merupakan bagian dari rational emotive behavior therapy yang bertujuan mengubah ide-ide tidak rasional menjadi ide yang rasional sehingga dapat merubah pandangan negatif mengenai perasaan dan keinginan untuk tampil cantik dengan berat badan proporsional sesuai dengan harapan-harapan dan tuntutan dari lingkungannya.Keefektifan self-talk telah banyak diuji misalnya dalam studi terbaru (Aura, 2003 : 30), para pediet yang menggunakan kalimat penegasan positif dapat menurunkan berat badan 3 kali lebih banyak dan berkemungkinan 2 kali lebih besar mempertahankan berat badan yang turun. Hal ini berarti bahwa self-talk memiliki pengaruh yang sangat besar dan dapat dicoba untuk mengubah pandangan negatif remaja tentang tubuhnya.Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin mengetahui “Apakah ada pengaruh yang signifikan antara pelatihan dan evaluasi self-talk terhadap penurunan tingkat body-dissatisfaction pada mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga?”

Keyword :

Self Talk, Body Dissatisfaction,


References :

Karl Albrecht,(1980) Brain Power : Learn to Improve Your Thinking Skills New York : Prentice-Hall, Inc.

Azwar S.,(2000) Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Azwar S.,(2000) Reliabilitas dan Validitas Yogyakarta : Pustaka Pelajar

S.S. Barnfield,(2002) An Evaluation of the construct of body image. (online) http://www.findarticles.com/ef_0/m2248/146_37/89942838/p12/article.jhtml?term - diakses 2 Mei 2004 :

McCabe M.P.,(2002) An Evaluation of the construct of body image. (online) http://www.findarticles.com/ef_0/m2248/146_37/89942838/p12/article.jhtml?term - diakses 2 Mei 2004 :

B.A. Brehn,(1999) Body-dissatisfaction : causes and consequences. (online) http://www.fitnessworld.com/library/bodyimage/labnotes0399.html diakses 2 Mei 2004. :

A. Cahyaningrum,(2004) Pengaruh Terapi Musik danWarna Ungu terhadap Perilaku Tidur dan Kecemasan Penderita Insomnia di Fakultas Psikologi Unair. (Skripsi) Surabaya : Fakultas Psikologi



Archive Article

Cover Media Content

Volume : 7 / No. : 3 / Pub. : 2008-03
  1. Consensual Quality: Bridging The Gap Between Qualitative And Quantitative Research Holy-trinity
  2. Mengembangkan Industri Kecil Menengah Melalui Pendekatan Kluster
  3. Apa Yang Diketahui Anak-anak Sekolah Dasar Tentang Keselamatan Dirinya: Studi Pendahuluan Tentang Pemahaman Akan Keselamatan Diri
  4. Faktor Emosi Dalam Proses Perubahan Organisasi
  5. Strategi Perluasan Merek Dan Loyalitas Konsumen
  6. Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five (adaptasi Dari Ipip) Pada Mahasiswa Suku Jawa
  7. Warning Signs And Intervention Strategies With Suicidal Risk In Adolescent
  8. Pengaruh Pelatihan Dan Evaluasi Self-talk Terhadap Penurunan Tingkat Body-dissatisfaction