Jurnal Politik Muda
ISSN 2302-8068
Vol. 3 / No. 3 / Published : 2014-08
Order : 6, and page :319 - 331
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Dinamika proses kandidasi calon gubernur pkb pada pilgub jawa timur 2013 studi deskriptif tentang faktor penyebab terjadinya perbedaan dukungan antara dewan syuro dan dewan tanfidz pkb dalam pilkada jatim 2013
Author :
- Revol Afkar *1
- Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Abstract :
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana kandidasi Calon Gubernur Jawa Timur yang dilakukan oleh PKB (Partai Kebangkitan Bangsa). Penelitian ini difokuskan pada faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara Dewan Syuro dan Dewan Tanfidz. Seperti yang diketahui bahwa PKB mewacanakan akan mengusung calon Gubernur yang merupakan kader NU (Nahdlatul Ulama) karena Jawa Timur merupakan representasi dari ormas Islam terbesar di Indonesia. Oleh karena itu saat penjaringan bakal calon munculah dua nama, yaitu Khofifah Indar Parawansa dan Saifullah Yusuf karena keduanya merupakan kader NU. Khofifah kemudian menjadi calon yang diusung setelah melalui berbagai tahapan yang dilakukan oleh PKB untuk kemudian memberinya rekomendasi sebagai calon Gubernur Jawa Timur menyisihkan Saifullah Yusuf yang pada akhirnya memilih untuk kembali menjadi calon Wakil Gubernur dari Soekarwo. Permasalahan ini menarik diteliti karena telah diketahui bahwa PKB merupakan partai yang akrab dengan konflik internal sejak didirikan pada 1998 dan puncaknya pada 2008 ketika PKB terpecah menjadi dua kubu. Perbedaan dukungan antara Dewan Syuro dan Dewan Tanfidz ini tentu ini mengingatkan pada kejadian tersebut dimana dukungan PKB dalam pilgub ini juga terbelah menjadi dua antara kedua Dewan tersebut. Hasil penelitian yang didapat dengan melalui metode kualitatif menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor yang menyebabkan tejadinya perbedaan dukungan. Pertama, proses penentuan Khofifah sebagai calon Gubernur dianggap sepihak karena Dewan Syuro merasa tidak dilibatkan oleh Dewan Tanfidz dalam proses tersebut. Kedua, pragmatisme politik Dewan Syuro dimana Elit Dewan Syuro yang mendukung pasangan Karsa dengan berdasarkan hasil survei pra-pilgub. Sehingga mengindikasikan terdapat kepentingan politik yang berusaha dicapai oleh Dewan Syuro melalui politik transaksional. Ketiga adalah lunturnya kharisma Elit Dewan Syuro sebagai struktural tertinggi Elit partai yang membuat pandangannya tidak lagi berpengaruh dalam pembuatan kebijakan partai. Kata kunci: Elit, Pilgub, Proses politik Abstract This study aims to describe how the candidacy East Java Governor candidate conducted by PKB (National Awakening Party). This study focused on the factors that cause the difference in support between the Advisory Board and the Organizer Board. As it is known that PKB desire be carrying candidates for governor who is a cadre NU (Nahdlatul Ulama) for East Java is a representation of the largest Islamic organizations in Indonesia. Therefore, when comes the candidates of the two names, namely Khofifah Indar Parawansa and Saifullah Yusuf as both an NU cadres. Khofifah then be promoted candidates after going through the various steps being taken by PKB to then give him advice as a candidate for Governor of East Java, Saifullah Yusuf set aside and ultimately chose to back a candidate for Vice-Governor of Soekarwo. This problem is an interesting study because it has been known that PKB is a party that is familiar with the internal conflict since it was founded in 1998 and its peak in 2008 when PKB was split into the two sides. The difference in support between the Advisory Board and the Organizer Board This is certainly reminiscent of the incident in which the support of PKB in this Governor Election also split into two between the two Boards. Research results obtained through qualitative methods shows that there are three that cause differences occured support. First, the process of determining Khofifah as a candidate for governor is considered a unilateral advisory board felt excluded by the Organizer Board in the process. Second, political pragmatism where Advisory Board Elite supporting the Karsa pair based on a survey of pre-election of Governor. So that indicates there is a political interest in trying to achieve political Advisory Board through transactional. Third is the decrease of charisma Advisory Board Elite as the highest structural Elites party which makes his views are no longer influential in policy-making party. Keyword: Elite, Elections of Governor, Political Process
Keyword :
Elit, , Pilgub, , Proses politik,
References :
Amal, Ichlasul. ,(1996) Teori-Teori Mutakhir Partai Politik. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya
Bungin, Burhan. ,(2003) Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Firmanzah. ,(2011) Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di Era Demokrasi. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Archive Article
Cover Media | Content |
---|---|
![]() Volume : 3 / No. : 3 / Pub. : 2014-08 |
|