Jurnal Politik Muda
ISSN 2302-8068
Vol. 2 / No. 1 / Published : 2013-01
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Ekonomi politik pergulaan : studi tentang regulasi tata niaga gula di provinsi jawa timur
Author :
- Ratna Rosalia D*1
- Mahasiswa S1 Ilmu Politik FISIP Universitas Airlangga
Abstract :
ABSTRAK Gula merupakan salah satu bahan pokok strategis kedua yang terkait dengan berbagai dimensi sehingga diperlukan adanya suatu regulasi pergulaan nasional yang komprehensif. Studi tentang regulasi tata niaga gula memunculkan masalah-masalah pada tahapan implementasinya, misalnya pada regulasi Kep.Memperindag No.527/MPP/Kep/9/2004 dan regulasi Kep.Memperindag No.334/MPP/Kep/5/2004) dimana permasalahan yang ada dapat dikaji melalui pendekatan ekonomi politik. Kedua regulasi tersebut ditujukan untuk mengatur pemberlakuan tata niaga gula impor dan perdagangan gula antar pulau yang mana diputuskan oleh Kementrian Perindustrian dan Perdagangan. Namun dalam implementasinya terjadi perembesan gula rafinasi ke pasaran umum karena kurangnya pengawasan pada jalur pendistribusian ataupun kelebihan raw sugar yang dapat mengancam produk lokal. Sedangkan dalam perdagangan gula antar pulau terjadi hambatan dalam implementasinya ketika kepala daerah memutuskan gula yang berasal dari Jatim ditahan untuk keluar pulau sehingga dapat mengancam ketahanan pangan nasional. Permasalahan-permasalahan yang ada dalam kedua regulasi diatas menimbulkan kerugian bagi petani tebu karena para investorlah yang membeli gula para petani melalui mekanisme lelang sehingga daya tawar yang mereka miliki masih lemah. Walau interaksi antara investor dengan petani tebu saling bersimbiosis mutualisme, namun daya tawar yang dimiliki petani tebu masih lemah dalam pergulaan nasional. Peranan Negara pun hanya sebatas mengatur dan selebihnya diserahkan pada mekanisme pasar. Gula kini telah bergeser menjadi komoditas politik dan tak hanya berkisar pada kebutuhan pangan rakyat saja. Abstract Sugar is one of the staples of second strategic be related to various dimensions so that the required presence of a national comprehensive sugar regulation. Studies on the regulation of Commerce sugar gave rise to problems in the implementation stage, for instance on regulation industry and trade ministry number 527/MPP/Kep/7/2004 and number 334/MPP/Kep/5/2004 where existing problems can be examined through the political economy approach. Both the regulation aimed at regulating the enforcement of Commerce Import and trade of sugar between the island of which is decided by the Ministry of industry and trade. But its implementation in the market refined sugar permeation of the public due to lack of oversight on the distribution or excess raw sugar may threaten local products. While the sugar trade barriers between islands occurs when the head of the regional decide sugar not exit from East Java that may threaten national food security. The existing problems in both the above regulations result in losses for sugarcane farmers because investors (nine dragons) who bought sugar farmers through an auction mechanism so that their bargaining power is still weak. Although the interaction between investors with sugarcane farmers symbiosis mutualisme, however its bargaining power owned a sugar cane farmers are still weak in national sugar industry. The role of the State was only limited to set up and the rest were handed on market mechanisms. Sugar has now shifted into a political commodity and does not only revolve around people's food needs.
Keyword :
The commercial distribution sugar regulation, implementation, political economy, sugarcane farmers,
References :
Arifin, DR. Bustanul.,(2004) Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara
Caporaso, James A. dan David P. Levine,(2008) Teori Teori Ekonomi Politik Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Deliarnov,(2006) “Ekonomi Politik” Jakarta : Erlangga
Archive Article
Cover Media | Content |
---|---|
![]() Volume : 2 / No. : 1 / Pub. : 2013-01 |
|