UNIVERSITAS AIRLANGGA



Detail Article

Komunitas

ISSN 2303-1166

Vol. 5 / No. 1 / Published : 2016-03

Order : 11, and page :1 - 15

Related with : Scholar   Yahoo!   Bing

Original Article :

Membolos dan cabut kelas (studi kualitatif tentang makna membolos dan cabut kelas pada siswa sma negeri 9 surabaya)

Author :

  1. Hilda Roma Uli Siahaan*1
  1. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Abstract :

Penelitian ini berangkat dari realitas tentang adanya siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib sekolah yakni membolos dan cabut kelas. Penelitian ini berfokus kepada pemaknaan tindakan membolos dan cabut kelas bagi siswa SMA yang pernah melakukannya, faktor-faktor tindakan membolos dan cabut kelas yang dilakukan oleh siswa, persepsi siswa terhadap kontrol guru dan orangtua terhadap tindakan membolos dan cabut kelas yang dilakukan siswa, bentuk sanksi atau hukuman yang diberikan pada siswa serta iklim akademis di sekolah yang menjadi pendorong siswa melakukan tindakan membolos dan cabut kelas.             Dalam menjawab fokus penelitian, digunakan teori Konstruksi Sosial dari Peter L. Berger, Asosiasi Differensial dari Sutherland, Teori Kontrol Sosial dari Hirschi dan Teori Iklim Akademis. Paradigma yang dipakai adalah Definisi Sosial dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi atau pengamatan pada siswa-siswi serta menggunakan Indepth Interview atau Wawancara Mendalam. Adapun tempat penelitian dilakukan di SMA Negeri 9 Surabaya.             Hasil yang didapat dari penelitian yaitu: 1). Pemaknaan membolos dan cabut kelas bagi mayoritas siswa hampir sama. Makna membolos yakni suatu kegiatan tidak masuk sekolah atau mangkir dari kegiatan belajar mengajar dari awal proses pembelajaran berlangsung hingga usai dikarenakan metode pembelajaran yang membosankan, minder, dan bentuk perlawanan terhadap perilaku guru dan tata tertib sekolah yang terlalu ketat. Sedangkan, makna cabut kelas yakni mengikuti kegiatan belajar mengajar, namun tidak mengikuti beberapa jam pelajaran saja dikarenakan pengaruh ajakan teman, metode belajar yang membosankan, kelelahan mengikuti ekstrakulikuler dan bentuk perlawanan terhadap perilaku guru dan tata tertib sekolah yang terlalu ketat.  2). Faktor- faktor yang menyebabkan siswa-siswi SMA Negeri 9 Surabaya membolos dan cabut kelas ada dua yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu kejenuhan/kebosanan, minder dalam berteman. Sedangkan, faktor eksternal yaitu metode belajar yang membosankan, kelelahan mengikuti ekstrakulikuler serta pengaruh ajakan teman. 3). Mayoritas guru dan orang tua mengetahui tindakan membolos dan cabut kelas yang dilakukan oleh siswa-siswinya, namun respon mereka bervariasi. 4). Tindakan sekolah atau bentuk-bentuk hukuman dari orangtua kepada siswa-siswi yang membolos dan cabut kelas juga sudah sesuai dengan tata tertib yang ada di sekolah serta orang tua juga telah memberikan teguran. Namun seringkali orang tua masih bersikap permisif terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh anaknya. 5). Faktanya, iklim akademis di sekolah seperti metode belajar yang membosankan dan kurang inovatif dan pengaruh ajakan teman menjadi pendorong siswa melakukan tindakan membolos dan cabut kelas. Oleh sebab itu, iklim akademis yang positif akan menghasilkan peserta didik yang baik pula.

Keyword :

membolos, cabut kelas, Makna Membolos dan Cabut Kelas, Teori Konstruksi Sosial, Teori Asosiasi Diferensial,


References :

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman,(2003) Teori Sosiologi Modern 2 : Jakarta: Kencana

Hergenhahn, B.R. Olson, H. Matthew,(2010) Theories of Learning (Teori Belajar). 1 : Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Dr. Iskandar, M.Pd.,(2010) Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). 1 : Jakarta: Gaung Persada Press (GP Press).





Archive Article

Cover Media Content

Volume : 5 / No. : 1 / Pub. : 2016-03
  1. Konstruksi Sosial Masyarakat Miskin Tentang Pelayanan Bpjs Kesehatan
  2. Konflik Atas Pelanggaran Pedoman Berbagi Hasil Hutan Kayu Antara Perhutani Kph Probolinggo Dengan Petani Di Desa Papringan, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang
  3. Respon Masyarakat Terhadap Pesan Dan Keberadaan Mural
  4. Makna Kemiskinan (studi Fenomenologi Pada Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidik Misi Universitas Airlangga)
  5. Pemaknaan Keturunan Langsung Pemain Ludruk Pada Kesenian Ludruk (analisa Perspektif Interaksionisme Simbolik Pada Keturunan Langsung Pemain Ludruk)
  6. Konstruksi Sosial Tentang Pacaran Pada Mahasiswi Berhijab Di Universitas Islam Surabaya
  7. Pengambilan Keputusan Dalam Menentukan Pendidikan Anak (studi Deskriptif Pada Keluarga Yang Suaminya Tidak Bekerja)
  8. Makna Kohabitasi Bagi Pasangan Setelah Peminangan (studi Di Desa Bandung Rejo Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro)
  9. Konstruksi Sosial Obesitas Pada Kalangan Remaja Di Surabaya (studi Deskriptif Tentang Makna Obesitas Pada Remaja Obesitas Di Surabaya)
  10. Fenomena Penggunaan Behel Gigi Sebagai Simbol Dalam Proses Interaksi Sosial Pada Kalangan Remaja Di Perkotaan
  11. Membolos Dan Cabut Kelas (studi Kualitatif Tentang Makna Membolos Dan Cabut Kelas Pada Siswa Sma Negeri 9 Surabaya)
  12. Pencitraan Diri Dalam Media Sosial Path (studi Deskriptif Pada Pelajar Sma Negeri 2 Surabaya)
  13. Dampak Sosial Ekonomi Perubahan Tata Kelola Sumur Tua Dan Strategi Adaptasi Penambang Tradisional Di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro
  14. Dampak Sosial Pembangunan Jalur Lintas Selatan (jls) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa Hutan (studi Di Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek)
  15. Problematika Masyarakat Paska Program Corporate Social Responsibility (studi Paska Pelaksanaan Program Csr Oleh Pt. Pembangkitan Jawa Bali Pada Tahun 2010-2012 Di Kelurahan Jambangan Dan Kelurahan Gayungan, Surabaya)
  16. Analisis Interaksionisme Simbolik Pada Praktik Branding Rumah Sakit Universitas Airlangga (rsua)
  17. Perempuan Dalam Konflik Berbasis Agama (studi Konstruksi Sosial Dan Peran Perempuan Syiah Dalam Konflik Sunni Syiah Sampang Madura)
  18. Dugem Remaja Putri (studi Tentang Gaya Hidup Remaja Putri Di Kota Surabaya)
  19. Sales Promotion Girl (studi Tentang Stigmatisasi Dan Makna Terhadap Pekerjaan Sales Promotion Girl Rokok Di Surabaya)
  20. Relasi Kekuasaan Dalam Interaksi Dokter Dan Pasien Pada Pemberian Layanan Kesehatan (studi Kualitatif Pada Dokter Dan Pasien Yang Melakukan Pengobatan Di Rumah Sakit Umum, Dr. Soetomo, Surabaya)
  21. Konstruksi Sosial Tentang Aborsi (deskriptif Kualitatif Tentang Makna Aborsi Dan Reaksi Di Kalangan Mahasiswi Surabaya)
  22. Marjinalisasi Identitas Lesbian Di Ruang Publik (studi Kritis Ruang Publik Di Kota Surabaya)
  23. Perubahan Peruntukan Lahan Pertanian Dan Pergeseran Implementasi Konsep Tri Hita Karana (studi Kasus Pada Petani Kelurahan Ubud, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali)
  24. Pemaknaan Pengemudi Bus Harapan Jaya Atas Disiplin Berlalu Lintas Dijalan Raya (studi Deskriptif Mengenai Bagaimana Pengemudi Bus Harapan Jaya Memaknai Disiplin Berlalu Lintas Dijalan Raya)
  25. Kehidupan Buruh Petani Garam Di Kecamatan Pakal Kota Surabaya Pada Tahun 2015
  26. Konstruksi Sosial Tentang Perkawinan Bagi Kaum Gay Studi Pada Pasangan Gay Yang Tinggal Di Surabaya
  27. Stigma Masyarakat Ponorogo Pada Penduduk Kampung Idiot
  28. Media Sosial Instagram Aktualisasi Diri Bagi Komunitas Instameet Surabaya
  29. Konstruksi Sosial Tentang Kekerasan Pada Santriwati Yang Ada Di Pondok Pesantren Salafi (mq) Di Blitar