Journal Of Marine And Coastal Science
ISSN 2301-6159
Vol. 2 / No. 3 / Published : 2013-09
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Teknik penetasan telur penyu hijau (chelonia mydas) secara semi alami di pantai pangumbahan, taman pesisir pantai penyu pangumbahan (pangumbahan turtle center), sukabumi – jawa barat
Author :
- Ike Nur Firdhayani *1
- Sri Subekti*2
- Mahasiswa Fakultas Perairan dan Kelautan
- Dosen Fakultas Perairan dan Kelautan
Abstract :
Penyu merupakan jenis satwa langka yang dilindungi akibat keberadaannya yang mulai terancam punah baik dari kegiatan alam secara langsung maupun tidak langsung. Tercatat dari tujuh jenis penyu di dunia, enam diantaranya hidup di perairan Indonesia salah satunya adalah Penyu Hijau (Chelonia mydas). Pemanfaatan Penyu Hijau di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun sedangkan reproduksi penyu sangat lambat. Ancaman parasit dan predator di darat maupun di laut menjadi penyebab tingginya mortalitas serta timbulnya ketidakseimbangan terhadap kelahiran dan kematian. Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini dilakukan pada tanggal 15 Januari sampai dengan 10 Februari 2013. Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk mengetahui secara langsung teknik penetasan telur Penyu Hijau (Chelonia mydas) dengan metode semi alami serta mengetahui faktor yang mempengaruhi penetasan telur penyu hijau (Chelonia mydas). Pengambilan data dilakukan dengan observasi dan wawancara yang didukung dengan studi pustaka. Lokasi penetasan telur penyu secara semi alami Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan berada di Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. Kegiatan penetasan telur penyu terdiri dari pengamatan dan pengunduhan telur, penanaman telur, pemeliharaan sarang penetasan, pembongkaran dan pendataan keberhasilan penetasan, rekapitulasi data serta pelepasan tukik. Kegiatan pengamatan dan pengunduhan telur dilakukan pada setiap pos pengamatan sebanyak 6 pos dengan jarak antar pos 500m. Kegiatan dimulai pukul 18.00-06.00 WIB. Penanaman telur dilakukan pada ruang penetasan outdoor semi alami panjang 20 m lebar 7,5 m dengan kedalaman dasar pasir 90 cm. Penggalian sarang penetasan semi alami berbentuk kuali dengan lebar 50 cm, tinggi 60 cm dan kedalaman 80 cm. Telur yang telah ditanam lalu dikubur dengan pasir tanpa penekanan dari atas. Pemeliharaan sarang penetasan dilakukan sacara rutin meliputi pemeriksaan kondisi fisik hatchery dan kontrol hama. Hama yang sering menyerang telur penyu adalah Biawak (Varanus salvator) sedangkan yang sering menyerang tukik adalah semut merah (Formica Ruva). Pembongkaran sarang penetasan dilakukan pagi hari setelah 45-60 hari pasca penanaman. Rekapitulasi data tukik dilakukan setiap hari bertujuan untuk menghitung jumlah populasi penyu dan fluktuasinya pada setiap periode tertentu. Penetasan tukik dilakukan pada malam hari dengan pelepasan 100% dari jumlah tetas.
Keyword :
References :
E. Rudiana ; D. H. Ismunarti ; Nirwani,(2004) Tingkat Keberhasilan Penetasan dan Masa Inkubasi Telur Penyu Hijau (Chelonia mydas) Pada Perbedaan Waktu Pemindahan X : Ilmu Kelautan
Archive Article
Cover Media | Content |
---|---|
![]() Volume : 2 / No. : 3 / Pub. : 2013-09 |
|
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.