Majalah Obstetri & Ginekologi
ISSN 0854-0381
Vol. 20 / No. 2 / Published : 2012-05
Order : 2, and page :51 - 57
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Korelasi jumlah ekspresi reseptor igf-1 (insulin like growth factor-1) dan kelenjar endometrium rattus norvegicus strain wistar model sopk (sindroma ovarium polikistik) yang mendapat testosteron
Author :
- Edy Susanto*1
- Budi Santoso*2
- Samsulhadi*3
- Widjiati*4
- Mahasiswa Fakultas Kedokteran
- Dosen Fakultas Kedokteran
- Dosen Fakultas Kedokteran
- Dosen Fakultas Kedokteran Hewan
Abstract :
SOPK dianggap sebagai gangguan ekses androgen atau hiperandrogenisme. Hiperandrogenisme dapat mempengaruhi ekspresi IGF-1 di endometrium yang berakibat timbulnya proliferasi dan hyperplasi endometrium. Penelitian ini membuktikan hubungan antara peningkatan jumlah ekspresi reseptor IGF-1 (rIGF-1) dan kelenjar endometrium Rattus novergicus model SOPK. Penelitian dilakukan di Laboratorium Hewan Percobaan dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya; Oktober – November 2010. Penelitian ini merupakan eksperimental sejati: Randomized post test only control group design. Sampel penelitian adalah tikus coba (Rattus novergicus) strain wistar yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk kriteria eksklusi. Model SOPK dibuat dengan cara memberikan injeksi testosteron propionat 1 mg/100 gram BB selama 28 hari, yang ditandai dengan fase unestrus dan gambaran ovarium polikistik. Sedangkan tikus kontrol diberikan injeksi prophilen glycol, pelarut testosteron propionat. Kemudian diambil jaringan endometrium dan dilakukan pengecatan imunohistokimia dan hematoxylin eosin untuk pemeriksaan jumlah ekspresi rIGF-1 dan kelenjar endometrium. Masing-masing kelompok terdiri dari 16 sampel. Hasil uji statistik homogenitas berat badan didapatkan harga p>0.05 yang menunjukan tidak ada perbedaan bermakna pada berat badan tikus. Tetapi didapatkan perbedaan yang bermakna (p<0.05) pada perubahan berat badan tikus. Rerata jumlah ekspresi rIGF-1 pada pemberian testosteron lebih tinggi dibanding kontrol (p<0.0001). Rerata jumlah kelenjar endometrium pada pemberian testosteron lebih tinggi dibanding kontrol (p<0.0001). Didapatkan hubungan antara peningkatan jumlah ekspresi rIGF-1 dan kelenjar endometrium pada model SOPK dengan correlation coefficient 0.533 dan harga p<0.05. Kesimpulan, pemberian testosteron pada penderita dengan SOPK dapat meningkatkan jumlah ekspresi rIGF-1 dan kelenjar endometrium. Perlu dilakukan penelitian lanjutan seperti pemeriksaan estrone (E1), estradiol (E2), reseptor estrogen a, ß (RE a, ß), reseptor androgen, resistensi insulin di endometrium. (MOG 2012;20:51-57)
Keyword :
reseptor, eskpresi, IGF-1, endometrium, SOPK,
References :
Homburg R,(2007) Polycystic Ovary Syndrome - : Best Practice & Research Clinical Obstetrics and Gynaecology
Chang Y, Bartolucci A, Azziz R,(2005) Phenotypic Spectrum of Polycystic Ovary syndrome. Clinical and Biochemical Characterization of the Three Mayor Clinical Subgroups - : Fertility and Sterility
Archive Article
Cover Media | Content |
---|---|
![]() Volume : 20 / No. : 2 / Pub. : 2012-05 |
|