Jurnal THT - KL
ISSN 23378417
Vol. 6 / No. 1 / Published : 2013-01
Order : 1, and page :1 - 11
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Profiles of children with bilateral sensorineural hearing loss examined by otoacoustic emission and brainstem evoked examination response audiometry at rsud dr. soetomo surabaya (january 2010 - september 2012 period)
Author :
- Sri Sofhia Wahyuni*1
- Haris M. Ekorini*2
- Mahasiswa Fakultas Kedokteran
- Dosen Fakultas Kedokteran
Abstract :
Tujuan penelitian : mendeskripsikan profil SNHL bilateral pada anak berdasarkan OAE dan BERA. Tujuan khusus adalah untuk mendapatkan data distribusi dan frekuensi SNHL bilateral pada anak menurut kelompok umur, jenis kelamin daerah asal, keluhan utama serta kesenjangan antara usia curiga dan usia periksa, mengetahui gambaran derajat SNHL bilateral dan faktor risiko SNHL bilateral. Metode penelitian : deskriptif retrospektif menggunakan data rekam medik poli Audiologi RSUD Dr. Soetomo periode mulai Januari 2010 sampai dengan September 2012. Hasil Penelitian : Sebanyak 331 penderita dengan OAE dan BERA tidak normal terdiri dari 19 penderita (5,7%) dengan CHL dan SNHL, 8 penderita (2,4%) dengan SNHL unilateral, 304 penderita (91,8%) dengan SNHL bilateral. Sampel penelitian adalah 304 penderita dengan SNHL bilateral. Keluhan utama terbanyak adalah gangguan pendengaran dan bicara sebanyak 179 penderita (58,9%) keluhan utama paling sedikit adalah gangguan pendengaran 35 penderita (11,5%). Penderita SNHL bilateral terbanyak adalah kelompok usia 6 - 36 bulan sebanyak 192 penderita (63,2%). Penderita SNHL bilateral derajat sangat berat terdapat pada 255 penderita (83,9%), 29 penderita (9,5%) derajat berat, 16 penderita (5,3%) derajat sedang, 3 penderita (1,0%) derajat ringan dan paling sedikit adalah derajat sedang berat sebanyak 1 penderita (0,3%). Sebagian besar faktor risiko tidak dapat diidentifikasi yaitu pada 232 penderita (69,5%), Beberapa faktor risiko yang dapat diidentifikasi antara lain riwayat asfiksia 31 penderita (9,3%), hiperbilirubinemia 19 penderita (5,7%), infeksi rubella 15 penderita (4,5%), infeksi CMV 8 penderita (2,4%), toksoplasmosis 7 penderita (2,1%). Kesimpulan : Gangguan pendengaran terbanyak adalah SNHL bilateral sebanyak 304 penderita. Keluhan utama terbanyak adalah gangguan pendengaran dan bicara sebanyak 179 penderita. Kelompok usia terbanyak adalah 6 - 36 bulan sebanyak 192 penderita. Kesenjangan antara usia curiga dan usia periksa terbanyak pada kelompok 12 – 24 bulan sebanyak 114 penderita. Derajat SNHL terbanyak adalah SNHL bilateral sangat berat sebanyak 255 penderita. Sebagian besar faktor risiko tidak dapat diidentifikasi dan jenis faktor risiko terbanyak yang dapat diidentifikasi adalah riwayat asfiksia. . Tujuan penelitian : mendeskripsikan profil SNHL bilateral pada anak berdasarkan OAE dan BERA. Tujuan khusus adalah untuk mendapatkan data distribusi dan frekuensi SNHL bilateral pada anak menurut kelompok umur, jenis kelamin daerah asal, keluhan utama serta kesenjangan antara usia curiga dan usia periksa, mengetahui gambaran derajat SNHL bilateral dan faktor risiko SNHL bilateral. Metode penelitian : deskriptif retrospektif menggunakan data rekam medik poli Audiologi RSUD Dr. Soetomo periode mulai Januari 2010 sampai dengan September 2012. Hasil Penelitian : Sebanyak 331 penderita dengan OAE dan BERA tidak normal terdiri dari 19 penderita (5,7%) dengan CHL dan SNHL, 8 penderita (2,4%) dengan SNHL unilateral, 304 penderita (91,8%) dengan SNHL bilateral. Sampel penelitian adalah 304 penderita dengan SNHL bilateral. Keluhan utama terbanyak adalah gangguan pendengaran dan bicara sebanyak 179 penderita (58,9%) keluhan utama paling sedikit adalah gangguan pendengaran 35 penderita (11,5%). Penderita SNHL bilateral terbanyak adalah kelompok usia 6 - 36 bulan sebanyak 192 penderita (63,2%). Penderita SNHL bilateral derajat sangat berat terdapat pada 255 penderita (83,9%), 29 penderita (9,5%) derajat berat, 16 penderita (5,3%) derajat sedang, 3 penderita (1,0%) derajat ringan dan paling sedikit adalah derajat sedang berat sebanyak 1 penderita (0,3%). Sebagian besar faktor risiko tidak dapat diidentifikasi yaitu pada 232 penderita (69,5%), Beberapa faktor risiko yang dapat diidentifikasi antara lain riwayat asfiksia 31 penderita (9,3%), hiperbilirubinemia 19 penderita (5,7%), infeksi rubella 15 penderita (4,5%), infeksi CMV 8 penderita (2,4%), toksoplasmosis 7 penderita (2,1%). Kesimpulan : Gangguan pendengaran terbanyak adalah SNHL bilateral sebanyak 304 penderita. Keluhan utama terbanyak adalah gangguan pendengaran dan bicara sebanyak 179 penderita. Kelompok usia terbanyak adalah 6 - 36 bulan sebanyak 192 penderita. Kesenjangan antara usia curiga dan usia periksa terbanyak pada kelompok 12 – 24 bulan sebanyak 114 penderita. Derajat SNHL terbanyak adalah SNHL bilateral sangat berat sebanyak 255 penderita. Sebagian besar faktor risiko tidak dapat diidentifikasi dan jenis faktor risiko terbanyak yang dapat diidentifikasi adalah riwayat asfiksia. .
Keyword :
Sensorineural Hearing Loss (SNHL), Otoacoustic Emissions (OAE) , Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA),
References :
Don M, Kwong B,(2009) Auditory brainstem response : differential diagnosis p.265-90 : Handbook of clinical audiology.6th ed.Philadelphia : Lippincot william & wilkins
Kilic I, Karahan H, Kurt T, Ergin H, Sahiner T,(2007) Brainstem evoked response audiometry and risk factors in premature infants 20(1): 21-8 : Marmara Medical Journal
Kountakis SE, Skoulas I, Phillips S, Chang J,(2002) Risk Factors for hearing loss in neonates : A prospective study 23:133-6 : American Journal of Otolaryngology
Corlson DL, Reeh HL. Pediatric audiology,(2006) Pediatric audiology p.1278-87 : Otolaryngology head and neck surgery
Lee KJ,(2008) Congenital hearing loss. In : Lee KJ. Essential otolaryngology head and neck surgery 9: p.135-61 : Otolaryngology head and neck surgery
Archive Article
Cover Media | Content |
---|---|
![]() Volume : 6 / No. : 1 / Pub. : 2013-01 |
|