UNIVERSITAS AIRLANGGA



Detail Article

Jurnal THT - KL

ISSN 23378417

Vol. 6 / No. 1 / Published : 2013-01

Order : 4, and page :28 - 40

Related with : Scholar   Yahoo!   Bing

Original Article :

Rhinitis occupational: diagnosis and management

Author :

  1. Sabilarrusydi*1
  2. Roestiniadi D.S*2
  1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran
  2. Dosen Fakultas Kedokteran

Abstract :

Rinitis merupakan suatu kondisi inflamasi dan iritasi yang mengenai mukosa hidung. Gejalanya meliputi buntu hidung, hiperiritabilitas, rinore, dan post nasal drip.1,2 Rinitis sering didapatkan pada populasi umum dan dikaitkan dengan asma. Kejadian rinitis dan asma semakin meningkat sejak revolusi industri (peningkatan kegiatan industri), bahkan 1 dari 4 penduduk Amerika diperkirakan menderita rinitis.1,3 Klasifikasi baku mengenai rinitis sampai sekarang ini belum ada, tetapi klasifikasi terbaru membagi rinitis dalam beberapa tipe yaitu rinitis non alergi, rinitis okupasional, sindrom seperti rinitis, dan rinitis atrofi.4 Rinitis okupasional (RO) bersama rinitis yang eksaserbasi saat kerja (Work Aggravated Rhinitis) merupakan bagian dari rinitis yang berhubungan dengan pekerjaan (Work Related Rhinitis). Rinitis okupasional sendiri terbagi dalam RO alergi dan non alergi.3-8 Penderita rinitis yang eksaserbasi saat kerja mempunyai riwayat rinitis sebelumnya. Kondisi rinitisnya bertambah berat bila terpapar trigger atau pemicu saat bekerja. Keadaan beragam dapat menjadi pemicu saat bekerja yang meliputi bahan iritan (bahan kimia, debu, gas), faktor fisik (perubahan suhu), emosi, asap rokok dan bau yang menyengat (parfum).3,5 Pada RO, gangguan rinitis hanya terjadi di tempat kerja tanpa riwayat rinitis sebelumnya.5,6 Rinitis okupasional kurang mendapatkan perhatian dibandingkan asma okupasional, hal ini disebabkan tidak adanya standarisasi diagnosis dan faktor-faktor determinan seperti insiden, prevalensi, riwayat penyakit, serta mekanisme patogenesis yang kurang dipahami dengan baik. Beban biaya akibat morbiditas dari penderita RO dan dampaknya pada keluarga tidak diketahui. Tidak adanya definisi dan klasifikasi baku mengenai RO perlu didiskusikan secara mendalam untuk mendapatkan standarisasi dan konsensus, sehingga penanganan RO dapat lebih baik dengan dibantu hasil-hasil penelitian.3,7  Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk menjelaskan diagnosis dan penatalaksanaan RO.

Keyword :

Rinitis Okupasional,


References :

Nam YH,Jin HJ,Hwang EK,Shin YS,Ye YM,Park HS,(2012) Occupational rhinitis induced by capsaicin 4(2):104-6 : Allergy, Asthma & Immunology Research

Linares T,Hernandez D,Bartolome B,(2008) Occupational rhinitis and asthma due to crickets 100:566-9 : Annals of Allergy, Asthma & Immunology

Shin SY,Hur GY,Ye YM,Park HS,(2008) A case of occupational rhinitis cause by porcine pancreatic extract developing into occupational asthma 23:347-9 : Journal of Korean Medical Science

Marques LI,Lara S,Abos T,Bartolome B,(2006) Occupational rhinitis due to pepsin 16(2):136-7 : Journal of Investigational Allergology and Clinical Immunology

Sendra N,Kuhuwael FG,Akil MA,(2009) The effect of wood dust exposure on the nasal mucosa of Indonesian sawmill workers 1(5):255-62 : The Indonesian Journal of Medical Science





Archive Article

Cover Media Content

Volume : 6 / No. : 1 / Pub. : 2013-01
  1. Profiles Of Children With Bilateral Sensorineural Hearing Loss Examined By Otoacoustic Emission And Brainstem Evoked Examination Response Audiometry At Rsud Dr. Soetomo Surabaya (january 2010 - September 2012 Period)
  2. Fess As A Therapy For Pott's Puffy Tumor (a Case Report)
  3. Denture Foreign Body In The Esophagus For One Month (a Case Report)
  4. Rhinitis Occupational: Diagnosis And Management
  5. Stem Cell Role On Nasopharingeal Carcinoma