Jurnal THT - KL
ISSN 23378417
Vol. 7 / No. 3 / Published : 2014-09
Order : 1, and page :104 - 111
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Severe sensorineural hearing loss following meningitis infection (a case report)
Author :
- Hayat El Chair*1
- Nyilo Purnami*2
- Mahasiswa Fakultas Kedokteran
- Dosen Fakultas Kedokteran
Abstract :
PENDAHULUAN Tuli sensorineural didapatkan pada sekitar 90% dari seluruh kasus ketulian. Istilah tuli sensorineural digunakan dengan indikasi terdapat kerusakan koklea dan atau saraf vestibulokoklearis. Tuli sensorineural diderita sekitar 23% populasi berusia lebih 65 tahun.1 Tuli sensorineural pada anak merupakan masalah yang kompleks dengan melibatkan penanganan medis, sosial, dan kultural secara komprehensif.2 Diagnosis tuli sensorineural didapatkan dari pemeriksaan audiologi berupa audiometri nada murni atau brainstem evoked response audiometry (BERA) dan timpanometri.1,2 Tuli sensorineural merupakan penyebab terbesar kecacatan pada anak di dunia. Prevalensi tuli sensorineural anak diperkirakan terjadi pada 1 dari 2000 neonatus dan 6 dari 1000 anak yang berusia hingga 18 tahun. Diagnosis dan terapi dini merupakan kunci penting penanganan tuli sensorineural anak. Keterlambatan diagnosis memberikan dampak gangguan perkembangan bicara dan bahasa, pencapaian akademik serta perkembangan sosial dan emosional anak.3 Meningitis merupakan suatu proses inflamasi selaput yang meliputi otak (meningen) dan sumsum tulang belakang. Penyebab meningitis berupa bakteri, virus, jamur, dan parasit.4Proses inflamasi ini dapat meluas ke parenkim otak sehingga menyebabkan meningoensefalitis.5Bakteri dan virus merupakan penyebab tersering meningitis.6Haemophilus influenzae tipe b (Hib), Neisseria meningitides, dan Streptococcus pneumoniae sering menyebabkan meningitis bakterial pada bayi dan anak.4Meningitis viral (meningitis aseptik) pada anak sering terjadi akibat infeksi enterovirus, virus herpes simpleks tipe 2, dan virus mumps.7 Meningitis bakterial pada anak dapat menimbulkan komplikasi tuli sensorineural, epilepsi, gangguan motorik, hidrosefalus, kebutaan, abses serebri, dan retardasi mental. Kematian akibat meningitis bakterial pada anak mempunyai insiden sekitar 5%.5,8Morbiditas yang terjadi memberikan masalah bagi masa depan anak. Gangguan kognitif, aktivitas sekolah atau akademik dan perilaku anak menjadi beban bagi keluarga, masyarakat dan negara dari sisi sosial dan finansial. Tujuan penulisan adalah untuk melaporkan 1 kasus komplikasi tuli sensorineural sangat berat bilateral pasca meningitis pada anak.
Keyword :
tuli sensorineural, meningitis,
References :
Enache R, Sarafoleanu C.,(2008) Prognostic factors in sudden hearing loss 1:343-7 : Journal of Medicine and Life
4. Yukie S, Hiroshi O, Yoko B, Teruhisa S, Naoko Y, Koichi O.,(2009) Cochlear implantation in a case of bilateral sensorineural hearing loss due to mumps 55(1): 32-8 : Fukushima Journal of Medical Science
5. Noorbakhsh S, Farhadi M, Tabatabaei A, Mohamadi S, Jomeh E.,(2008) Infection in childhood sensory hearing loss. 29(10):1470-4 : Saudi Medical Journal
Schreiber BE, Agrup C, Haskard DO, Luxon LM,(2010) Sudden sensorineural hearing loss 375:1203-11 : Lancet
Zarenoe RN,(2009) Idiopathic sudden sensorineural hearing loss in sweden-diagnostic protocol and treatment in relation to outcome. p7, 18-20 : Thesis. Linköping: Department of Clinical and Experimental Medicine Division of Oto-Rhino-Laryngology Faculty of Health Science
Archive Article
Cover Media | Content |
---|---|
![]() Volume : 7 / No. : 3 / Pub. : 2014-09 |
|