MOZAIK HUMANIORA
ISSN 2442-8469
Vol. 15 / No. 2 / Published : 2015-07
Order : 6, and page :191 - 204
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Harmony over dispute: javanese muslims’ perception on conversion following interfaith marriage
Author :
- Hariawan Adji*1
- Indonesian Consortium for Religious Studies, Universitas Gadjah Mada
Abstract :
AbstrakPernikahan antaragama telah banyak diperdebatkan. Beberapa orang mendukung hal tersebut, namun beberapa yang lain menolaknya. Meskipun masih diperdebatkan, pernikahan antaragama terjadi dan kadang-kadang terjadi konversi agama pada beberapa waktu sesudah pernikahan tersebut. Dengan berargumen bahwa persepsi masyarakat memainkan peran yang sangat penting dalam keberhasilan dialog antaragama, makalah ini bertujuan untuk mengungkapkan persepsi masyarakat tentang konversi dari Islam ke Kristen mengikuti pernikahan antaragama. Studi lapangan ini dilakukan di Desa Pakahan, Yogyakarta, selama tiga bulan. Ada sepuluh Muslim Jawa yang diwawancarai selama Februari—April 2012. Tiga dari mereka berasal dari organisasi Muhammadiyah, empat dari Nahdlatul Ulama, dan tiga terakhir adalah Muslim Abangan. Data dari wawancara diperkaya dengan observasi kehidupan mereka sehari-hari selama penelitian lapangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada empat faktor utama yang dapat mempengaruhi persepsi Muslim di Desa Pakahan terhadap konversi dari Islam ke Kristen setelah pernikahan antaragama, yaitu pemahaman keagamaan yang sering tumpang tindih dengan identitas agama, memori kolektif agama, budaya Jawa yang memiliki konsep harmoni yang sangat kuat, dan pertemuan antaragama yang tidak dapat dipisahkan dari dialog antaragama. Studi ini menyimpulkan bahwa hal yang paling penting bagi orang-orang di desa Pakahan adalah bahwa mereka hidup dalam harmoni, apa pun latar belakang agama mereka.Kata kunci: budaya Jawa, dialog agama, harmoni, pernikahan antaragamaAbstractInterfaith marriage has been widely debated. Some people agree with interfaith marriage, but some others reject the idea. Despite the debate, interfaith marriages do happen and religious conversion sometimes follows some time afterward. Maintaining that people’s perception plays a very important role in the success of interfaith dialogue, this paper aims to reveal people’s perception on conversion from Islam to Christianity following interfaith marriage. The fieldwork was conducted in Pakahan Village, Yogyakarta, for three months. There were ten Javanese Muslims interviewed during February— April 2012. Three of them are from Muhammadiyah, four belong to Nadlatul Ulama, and the last three are Abangan Muslims. The data from the interview were enriched with our observation to their daily life during the three-month fieldwork. The result of the analysis showed that there are four major factors which may influence Pakahan village Muslims’ perception on conversion from Islam to Christianity following interfaith marriage: religious understanding which often overlaps with religious identity, the religious collective memory, Javanese culture which has a very strong concept of harmony, and the interfaith encounter which cannot be separated from interfaith dialogue. The study concludes that the most important thing for people in Pakahan village is that they live in harmony, whatever the religious backgrounds.Keywords: harmony, interfaith marriage, Javanese culture, religious dialogue
Keyword :
harmony, , interfaith marriage, Javanese culture, religious dialogue,
References :
Kansteiner, Wulf,(2002) “Finding Meaning in Memory: A Methodological Critique of Collective Memory Studies. (2): 179-197. : The Journal of History and Theory 41
Archive Article
Cover Media | Content |
---|---|
![]() Volume : 15 / No. : 2 / Pub. : 2015-07 |
|