ISSN 2302-8777
Vol. 6 / No. 2 / Published : 2017-07
Order : 19, and page :209 - 221
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Ketidakefektifan international tribunal for the law of the sea dalam konflik konservasi southern bluefin tuna
Author :
- Ajeng Miftakhul Diba Fallahira*1
- Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Abstract :
Southern Bluefin Tuna (SBT) had a massive pressure as the result of commercial fishing in early 1960s. Japan had a big role as a consumer of SBT with the largest amount of fishing and had violated Australia’s and New Zealand’s sea territories. Australia, New Zealand, and Japan cooperated and formed CCSBT as a result. Commission for the Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT) have purposes to manage, do conservations, and to utilize SBT appropriately. Even though the rules and laws of CCSBT had applied to the states, Japan still violated them. The violation Japan did had made Australia and New Zealand brought the dispute to International Tribunal for the Law of the Sea (ITLOS). ITLOS considered ineffective in solving the dispute between them. ITLOS’ effectivity is questionable, since it has no significant role and tends to broaden the dispute.
Keyword :
International Tribunal for the Law of the Sea (ITLOS), Australia, New Zealand, Japan, International Institution,
References :
Bialek, Dean,(2000) . “Australia & New Zealand v Japan: Southern Bluefin Tuna Case” Vol. 1, hal. 1-9 : Melbourne Journal of International Law
Archive Article
Cover Media |
Content |
Volume : 6 / No. : 2 / Pub. : 2017-07 |
- Regionalisme Dan Kestabilan Kawasan: Keterlibatan Uni Eropa Dalam Penyelesaian Konflik Transnistria
- Strategi Greenpeace Melindungi Hutan Indonesia Tahun 2007-2015
- Peran Un Women Dalam Mempengaruhi Kebijakan Pemerintah India Terkait Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan Tahun 2011-2015
- Pengaruh Diaspora India Di Malaysia Dalam Hubungan Bilateral India – Malaysia
- Pengaruh Susilo Bambang Yudhoyono Terhadap Komitmen Indonesia Dalam Mereduksi Emisi Karbon Protokol Kyoto 2009-2014
- Kondisi Hubungan Triangular Indonesia-tiongkok-jepang Setelah Terbentuknya Konsorsium Pt. Kcic
- Bantuan Militer Oleh Jerman Kepada Kurdi Peshmerga Dalam Perang Melawan Isis Di Iraq Pada Tahun 2014
- Balance Of Power Rusia Dan Tiongkok Di Asia Tengah Tahun 2013-2015
- Motif Serangan Militer Israel Dalam Perang Sipil Suriah
- Kepentingan Kuba Dibalik Pemberian Bantuan Kesehatan Kepada Bolivia
- Strategi Brasil Dalam Memenangkan Sengketa Kasus Subsidi Ekspor Gula Uni Eropa Di World Trade Organization Tahun 2001-2006
- Implementasi Kebijakan Pemerintah Indonesia Dalam Rangka Asean Tourism Strategic Plan 2011-2015 Terhadap Pengelolaan Pariwisata Di Labuan Bajo
- Perubahan Respon Indonesia Terhadap Klaim Nine-dash Line Tiongkok Yang Melewati Perairan Natuna
- Kebijakan Travel Warning Australia Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Kunjungan Wisatawan Australia Di Bali Periode 2002-2015
- Strategi Tiongkok Dalam Mendominasi Hubungan Kerjasama Ekonomi Dengan Zimbabwe (2000-2015)
- Di Balik Permintaan Maaf Erdogan Pasca Penembakan Pesawat Su-24: Dinamika Relasi Turki Dengan Rusia Dan Barat
- Sistem Pengawasan Amerika Serikat: Pengawasan National Security Agency Terhadap Perusahaan Minyak Brazil Petrobras
- Transformasi Sekuritisasi Singapura Terhadap Isu Transboundary Haze Pollution (thp) Dari Indonesia Tahun 1997-2016
- Ketidakefektifan International Tribunal For The Law Of The Sea Dalam Konflik Konservasi Southern Bluefin Tuna
- Perbandingan Reformasi Ekonomi Vietnam Dan Laos: Pengaruh Relasi Mentor – Mentee Dalam Progresivitas Reformasi Ekonomi Tahun 1986 - 2008
- Keterlibatan Turki Dalam Konflik Suriah Pada 2011-2012
- Alasan Indonesia Menyatakan Minat Bergabung Ke Trans-pacific Partnership (tpp) Tahun 2015
- Mengapa Brexit? Faktor-faktor Di Balik Penarikan Inggris Dari Keanggotaan Uni Eropa
- Non-tariff Barrier Tiongkok Terhadap Perdagangan Sarang Burung Walet 2012-2015
- Faktor Domestik Dan Internasional Sebagai Determinan Keterlambatan Reformasi Ekonomi Kuba Di Tahun 2011
|