MOZAIK HUMANIORA
ISSN 2442-8469
Vol. 16 / No. 1 / Published : 2016-01
Order : 3, and page :24 - 41
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Suparto brata’s literary strategy in symbolic contestation in indonesian literary arena
Author :
- Dheny Jatmiko*1
- Program Studi Sastra dan Bahasa Inggris, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Abstract :
AbstrakArtikel ini bertujuan untuk menganalisis strategi perjuangan dan pergulatan Suparto Brata dalam arena sastra Indonesia. Hal ini bermuara pada penjelasan atas kegagalan Suparto Brata sebagai pengarang senior yang hampir sepanjang kehidupan kepengarangannya tidak pernah memperoleh legitimasi dalam dunia sastra Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan yang dapat melihat sastra secara keseluruhan, yaitu pembacaan secara eksternal dan internal novel Suparto Brata, pembacaan terhadap kondisi sastra dan kondisi sosial politik yang ketika Suparto Brata menuliskan novel dan memperjuangkan nilai karyanya. Oleh karena itu, teori yang dianggap sesuai adalah strukturalisme genetik Pierre Bouedieu. Operasionalisasi teori Bourdieu mencakup tiga konsep utama, yaitu, habitus, modal, dan arena. Habitus didefinisikan sebagai sebuah sistem disposisi terhadap suatu praktik adalah basis generatif bagi perilaku-perilaku yang teratur;oleh karena itu menjadi basis bagi regularitas bentuk-bentuk praktik Bourdieu. Berdasarkan metode arena produksi kultural Pierre Bourdieu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Suparto Brata pada dasarnya memiliki modal positif sebagai pengarang berupa penguasaannya terhadap sejumlah fakta sejarah yang didasari oleh pengalaman hidupnya pada masa perjuangan Indonesia. Strategi literernya dibentuk oleh pandangan sosial dan pilihan cara artistik yang memadukan ragam sastra serius dan sastra populer. Namun demikian, modal dan strategi tersebut ternyata tidak sepenuhnya relevan dengan politik sastra pada masa Orde Baru.Kata kunci: arena sastra, kontestasi simbolis, strategi literer, strukturalisme genetikAbstractThis article aims to analyze Soeparta Brata’s strategy and his contestation in Indonesian literary arena. It started from Bratas’s failure as senior author who had almost never gained legitimacy in the world of Indonesian literature throughout the life of his authorship. Using an approach that could see literature as a whole, externally and internally, this article offers a reading on Brata’s novel and towards the literary and social-political conditions when Brata wrote his novels. Pierre Bourdieu’s theory of genetic structuralism is used in analyzing the data. Operationalization of Bourdieu’s theory includes three main concepts: habitus, capital, and arena. Based on Bourdieu’s method of cultural production arena, the results of this study indicate that Soeparto Brata basically had positive capital as an author in the form of mastery of a number of historical facts, which are based on his life experience in the struggle for Indonesia’s Independence. His literary strategies were formed by social perspective and artistic choices combining canonic and popular literary genres. The capital and the strategy, however, was not entirely relevant to the politics of literature during the New Order.Keywords: genetic structuralism, literary arena, literary strategy, symbolic contestation
Keyword :
genetic structuralism, literary arena, literary strategy, symbolic contestation,
References :
Shim, Dobo,(2006) Hybridity and the Rise of Korean Popular Culture in Asia.” 25-44. : Media, Culture & Society 28 (1)
Archive Article
| Cover Media | Content |
|---|---|
 Volume : 16 / No. : 1 / Pub. : 2016-01 |
|
