Jurnal THT - KL
ISSN 23378417
Vol. 8 / No. 2 / Published : 2015-05
Order : 2, and page :66 - 74
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Bilateral dentigerous cyst on a child's maxilla sinuses (a case report)
Author :
- Indriyadevi Indra*1
- Irwan Kristyono*2
- Mahasiswa Fakultas Kedokteran
- Dosen Fakultas Kedokteran
Abstract :
PENDAHULUAN Kista adalah rongga patologis yang berisi cairan, semi cairan atau gas dan tidak disebabkan oleh akumulasi pus atau darah, dibatasi oleh epitel tetapi bisa juga tidak dan lapisan luarnya dilapisi oleh jaringan ikat dan pembuluh darah. Kista dapat berada dalam jaringan lunak atau keras. Kista yang terletak pada tulang rahang kemungkinan epitelnya berasal dari epitel odontogenik seperti dental lamina atau organ email. Kista pada rahang menyebabkan pembesaran intraoral maupun ekstraoral yang secara klinis dapat menyerupai tumor jinak. Kista banyak ditemukan pada region oral dan maksilofasial karena adanya sisa epitel odontogenik. 1,2 Kista rahang sudah ditemukan sejak tahun 4500 sebelum masehi. Pada awal abad pertama, Aulus Cornelius Celsus adalah orang yang pertama kali meneliti tentang kista rahang dan dilanjutkan oleh Pierre Fauchard (1690-1762) dan Jhon Hunter (1729-1793) mempublikasikan jenis-jenis kista rahang. Setelah tahun 1850 jenis dan pengobatan kista rahang lebih sering dilaporkan. Tahun 1974 Kramer mendefinisikan kista yaitu rongga patologis atau jaringan epitel yang terpisah berisi cairan, semi cairan atau gas dan bukan kumpulan pus.2,3 Secara umum kista rahang sangat bervariasi dapat diklasifikasikan berdasarkan ada tidaknya epitel yang melapisi, yaitu kista epitel dan kista non epitel. Kista epitel dibagi menjadi kista perkembangan (developmental cyst) dan kista peradangan (inflammatory cyst). Inflammatory cyst adalah kista radikular, kista residual dan kista paradental. Kista perkembangan dibagi menjadi kista odontogenik dan non odontogenik.1,2 Kista odontogenik terdiri dari odontogenic keratocyst, kista dentigerus, kista periodontal lateralis, kista erupsi, kista gingival pada bayi dan kista gingival pada dewasa. Kista non odontogenik berasal dari ektoderm yang terlibat dalam pembentukan jaringan wajah, seperti kista duktus nasopalatinus dan kista nasolabial.4 Kista dentigerus merupakan kantung tertutup berbatas epitel yang terbentuk di sekitar mahkota gigi yang tidak erupsi, melekat pada cemento-enamel junction dan terdapat cairan. Kista ini merupakan jenis kista terbanyak setelah kista radikuler. Tumbuh paling sering di regio posterior mandibula atau maksila dan umumnya berkaitan dengan gigi molar ketiga. Predileksi tumbuh tersering kedua adalah di regio kaninus yang dikaitkan dengan gigi kaninus impaksi. Kista jenis ini dapat ditemukan pada semua jenis usia dengan predileksi terbesar pada usia 20 tahun. Penatalaksanaan kista dentigerus adalah pembedahan, baik dengan enukleasi maupun marsupialisasi.1,5,6 Pada makalah ini akan dilaporkan kasus seorang anak laki-laki berumur 14 tahun dengan diagnosis kista dentigerus bilateral, yang dilakukan enukleasi kista dentigerus bilateral dengan pendekatan Caldwell-Luc.
Keyword :
Kista Dentigerus, Sinus Maksila,
References :
Ellis E,(2008) Surgical management of oral pathological lesion 5 : p.480-91. : Contemporary oral and maxillofacial surgery
Smith RA,(2007) Jaw cyst p.387-402. : Current diagnosis and treatment in otolaryngology Head and Neck Surgery
Alexandridis C,(2007) Surgical treatment of radicular cyst p.301-8 : Springer - International Publisher Science, Technology, Medicine
Sapp JP, Eversole RL, Wisocky GP,(2004) Cyst of the oral regions 2 : p.49-51. : Contemporary oral and maxillofacial pathology
Shear M, Speight P,(2007) Dentigerous cyst p.59-75 : Cyst of the oral and maxillofacial regions
Archive Article
Cover Media | Content |
---|---|
![]() Volume : 8 / No. : 2 / Pub. : 2015-05 |
|