AntroUnairDotNet
ISSN 2303-3053
Vol. 4 / No. 2 / Published : 2015-02
Order : 6, and page :164 - 174
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Jengges (studi deskriptif praktik dukun santet di desa pojok kecamatan campurdarat kabupaten tulungagung)
Author :
- Ais Musfiro Kusseka Damayanti*1
- Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Abstract :
Abstrak Jengges adalah salah satu istilah lokal yang digunakan oleh masyarakat Desa Pojok, Jawa Timur untuk menyebut istilah santet. Serupa dengan santet, jengges juga digunakan untuk melukai, menyakiti dan membunuh si calon korban yang dikehendaki. Jengges dilakukan dengan sebuah ritual terhadap danyang, memberikan sesajen dan membaca mantra yang diselipi sebuah maksud keinginan untuk melukai, menyakiti dan membunuh si calon korbannya. Penelitian jengges ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data berupa wawancara dan observasi sehingga didapatkan hasil data yang menjelaskan mengenai macam-macam jengges yaitu Pering Sedapur, Bendung Segoro dan Turangga Pecuk serta bagaimana jengges menjadi sebuah identitas untuk mendapatkan sebuah kekuasaan hingga melindungi diri sampai akhirnya jengges berubah menjadi sebuah mata pencaharian praktik perdukunan demi terpenuhinya kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin kompleks. Kata Kunci: Jengges, Danyang, Dukun, Identitas, Praktik, Mata Pencaharian, Desa, Jawa Timur. Abstract Jengges was one of the local terms used by the people in Pojok Village, East Java, in mentioning witchcraft. Similar to witchcraft, Jengges was used to hurt, harm, and eliminate the desired person. Jengges was carried out with a rite towards danyang, and it was carried out by giving an offerings and casting a spell while the shaman put in the intention in order to hurt, harm, and eliminate the intended victim. The research about Jengges used a qualitative research that was done by gathering the data, which were supported by doing an interview and observation, thus the result explained that there were kinds of Jengges, namely Pering Sedapur, Bendung Segoro and Turangga Pecuk and how Jengges was used as the people’s identity in order to gain an authority and protect themselves. The shaman practice was done in order to fulfill the people’s daily needs, which were getting more and more complex. Keywords: Jengges, Danyang, Shaman, Identity, Practice, Livelihood, Village, East Java.
Keyword :
Jengges, Danyang, Dukun, Identitas, Praktik, Mata Pencaharian, Desa, Jawa Timur,
References :
Durkheim, Emile,(2003) Sejarah Agama Vol.IV/No.2/Juli 2015, hal 174 : IRCiSoD
Endraswara, Suwardi,(2004) Dunia Hantu Orang Jawa Vol.IV/No.2/Juli 2015, hal 174 : Penerbit Narasi
Geertz, Clifford,(1983) Abangan, Santri, Priyayi Dalam masyarakat Jawa Vol.IV/No.2/Juli 2015, hal 174 : PT. Dunia Pustaka Jaya
Archive Article
Cover Media | Content |
---|---|
![]() Volume : 4 / No. : 2 / Pub. : 2015-02 |
|