UNIVERSITAS AIRLANGGA



Detail Article

Journal Of Aquaculture And Fish Health

ISSN 2301-7309

Vol. 2 / No. 2 / Published : 2013-06

Related with : Scholar   Yahoo!   Bing

Original Article :

Teknik pembenihan ikan tawes (puntius javanicus) dengan sistem induksi di balai perbenihan dan budidaya ikan air tawar muntilan, kecamatan muntilan, kabupaten magelang

Author :

  1. Fransiska Agustin L *1
  2. Boedi Setya Rahardja *2
  1. Mahasiswa Fakultas Perairan dan Kelautan
  2. Dosen Fakultas Perairan dan Kelautan

Abstract :

  Ikan tawes (Puntius javanicus) merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki daerah penyebaran yang sangat luas di Indonesia, ikan tawes mampu hidup hingga ketinggian 800 m dpl dan hidup pada kadar oksigen tinggi. Bentuk tubuh ikan tawes pipih meninggi dengan warna putih keperakan. Ikan tawes hanya mampu menghasilkan telur sebanyak 10.000 dengan daya tetas yang rendah yaitu sebesar 22 %. Kendala tersebut merupakan suatu permasalahan yang menghambat proses produksi benih ikan tawes sehingga diperlukan teknik pembenihan yang dapat meningkatkan daya tetas ikan tawes. Salah satu teknik pembenihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya tetas telur ikan tawes adalah induksi. Pembenihan ikan tawes dengan sistem induksi menggunakan rangsangan seksual ikan karper. Sistem ini menyempurnakan sistem hipotalamus dimana dalam sistem pemijahan ini, ikan donor yaitu ikan karper harus dimatikan terlebih dahulu. Cara ini dianggap sangat merugikan sehingga ditemukan teknik pemijahan dengan sistem induksi tanpa harus mematikan ikan donor. Feromon pada rangsangan seksual yang diberikan ikan karper dapat digunakan untuk memaksimalkan penyeragaman aktifitas seksual, pembuahan, dan menyeragamkan kematangan gonad ikan tawes sehingga jumlah telur yang terbuahi akan semakin besar. Kegiatan pembenihan dengan sistem induksi ini dilaksanakan di Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan air Tawar Muntilan pada tanggal 14 Januari-14 Februari 2013. Kegiatan pemijahan diawali dengan seleksi induk dan kegiatan pemijahan dilakukan pada sore hari. Penetasan telur dapat dilihat setelah 24-48 jam setelah pemijahan dan didapatkan hasil HR (Hatching Rate)  sebesar 74 % dan SR (Survival Rate) sebesar 52 %.

Keyword :

Ikan tawes, Induksi, Feromon, Hipotalamus,


References :

M. Jr. Zairin,(2005) Pemijahan ikan tawes dengan sistem imbas menggunakan ikan mas sebagai pemicu Bogor : Jurnal. Ipb





Archive Article

Cover Media Content

Volume : 2 / No. : 2 / Pub. : 2013-06
  1. The Prevalence Of Ectoparasites In Blood Shells (anadara Granosa) Cought By Fishermen In Sidoarjo Area, East Java
  2. Hatchery Clown Fish (amphiprion Percula) In The Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Laut Gondol, Province Bali
  3. Teknik Pembekuan Whole Round Denganmetodeair Blast Freezing Dan Surimi Mengunakan Contact Plate Freezing Di Pt. Starfood Internasional Lamongan-jawatimur
  4. Production Natural Food Chaetoceros Muelleri, Thallassiosira Sp. Dan Artemia Spp. At Pt. Suri Tani Pemuka, Banyuwangi, East Java Province
  5. Teknik Pembenihan Ikan Tawes (puntius Javanicus) Dengan Sistem Induksi Di Balai Perbenihan Dan Budidaya Ikan Air Tawar Muntilan, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang
  6. Prevalence And Intensity Of Argulus In Center Of Koi Fish (c. Carpio) Blitar Regency, East Java Province.
  7. Effect Of Different Level Of Protein Balance On Artificial Feed For Protein And Energy Retention Of Tilapia (oreochromis Niloticus)