UNIVERSITAS AIRLANGGA



Detail Article

Jurnal THT - KL

ISSN 23378417

Vol. 2 / No. 2 / Published : 2009-05

Order : 5, and page :95 - 105

Related with : Scholar   Yahoo!   Bing

Original Article :

Anti immunoglobulin e (omalizumab) therapy for allergic rhinitis

Author :

  1. Selvianti*1
  2. Dwi Reno Pawarti*2
  1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran
  2. Dosen Fakultas Kedokteran

Abstract :

Rinitis alergi (RA), secara klinis merupakan penyakit inflamasi mukosa hidung diperantarai oleh immunoglobulin E (IgE) setelah terjadi paparan alergen pada mukosa hidung, diikuti oleh ikatan alergen – IgE pada sel mast dan basofil yang tersensitisasi. Gejala yang timbul antara lain rinore, buntu hidung, gatal pada hidung, bersin dan pada beberapa kasus terdapat gejala mata, telinga dan tenggorok.1-3 Berdasarkan ARIA 2007, klasifikasi RA didasarkan pada parameter gejala, kualitas hidup, durasi dan tingkat keparahan, menjadi kelompok persisten dan intermiten dengan derajat ringan dan sedang berat.2,4 Rinitis alergi merupakan masalah kesehatan global yang dapat terjadi di semua negara, semua golongan dan etnik, semua tingkat usia, dengan puncak pada usia produktif. Prevalensi RA cenderung meningkat pada beberapa dekade terakhir sehingga menjadi masalah kesehatan global.1 Prevalensi RA di Amerika Serikat pada populasi dewasa berkisar antara 20-30% sedangkan pada anak-anak prevalensi mencapai 40%.1,5 Di Indonesia, data epidemiologi yang ada berdasarkan kejadian di rumah sakit dan survei, belum menggambarkan kejadian seluruhnya di masyarakat. Studi ISAAC (Study on Asthma and Allergic in Childhood) di Semarang tahun 2001-2003 pada murid SLTP usia 13-14 tahun didapatkan angka 18,6%. Data di poliklinik THT-KL RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2006 didapatkan 654 (3,45%) dari 25.254 penderita yang datang berobat.1 Rinitis alergi merupakan penyakit saluran nafas kronik dan berdampak bagi berbagai aspek kehidupan penderita antara lain pada kualitas hidup, produktivitas kerja dan sekolah serta dampak sosial ekonomi. Dampak ekonomi RA cukup signifikan termasuk  diantaranya biaya untuk pengobatan, hilangnya hari kerja serta adanya penyakit penyerta lain yang erat berkaitan dengan RA yaitu asma, rinosinusitis, polip hidung, otitis media dan infeksi saluran napas atas.1,4,5 Saat ini, penatalaksaan RA meliputi avoidance atau menghindari paparan alergen, farmakoterapi, imunoterapi, edukasi dan pembedahan.2,4,6 Salah satu perkembangan penatalaksanaan RA yang baru adalah dengan menggunakan antibodi monoklonal rekombinan anti IgE  terhumanisasi (omalizumab) untuk mengikat IgE sirkulasi.3,4,6 Tujuan makalah ini adalah untuk membahas mengenai antibodi monoklonal anti-IgE (omalizumab) sebagai alternatif baru terapi RA.

Keyword :

Anti Imunoglobulin E, Rinitis Alergi,


References :

Pawarti DR,(2009) Diagnosis rinitis alergi 1-14 : Naskah lengkap Recent Advances and Update Management of Allergic Rhinitis - Rhinosinusitis

Ahmad N, Zacharek MA,(2008) Allergic rhinitis and rhinosinusitis 41: 267-281 : Otolaryngology Clinics of North America

Foley S, Hamid Q,(2008) Immunopathology of allergic airway inflammation 30: 473-490 : Adkinson: Middleton’s Allergy: Principles and Practice

Hamelmann E, Wahn U,(2008) Anti-IgE therapy 4 : 415-425 : New York : Informa

Bousquet J, Wahn U, Meltzer EO et al,(2008) Omalizumab: an anti-immunoglobulin E antibody for the treatment of allergic respiratory diseases 17:1-9 : European Respiratory Review





Archive Article

Cover Media Content

Volume : 2 / No. : 2 / Pub. : 2009-05
  1. Profiles Of Patients With Laryngeal Cyst On Department Of Otorhinolaryngology Head And Neck Surgery, Faculty Of Medicine, Rsud Dr. Soetomo Surabaya (period Of January 2004 – December 2008)
  2. Pfeiffer Syndrome (a Case Report)
  3. Anatomy And Physiology Of Peripheral Auditory System
  4. Three Cases Of Nasopharingeal Malignancy Within A Family (a Case Reports)
  5. Anti Immunoglobulin E (omalizumab) Therapy For Allergic Rhinitis