Jurnal THT - KL
ISSN 23378417
Vol. 3 / No. 1 / Published : 2010-04
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Auditory neuropathy (two case report)
Author :
- Slamet Suwondo*1
- Haris Mayagung Ekorini*2
- -
- -
Abstract :
Neuropati auditori atau dissinkroni auditori (NA/DA) adalah kelainan pendengaran pada penderita yang memiliki fungsi sel rambut luar koklea normal pada tes Otoacoustic emission (OAE) dan Cochlear microponic (CM) normal tetapi pada tes auditory brainstem respons (ABR) tidak normal. Penderita ini mampu merespon suara tetapi mereka tidak mampu menterjemahkan isyarat percakapan dan bahasa. Pada awal tahun 1980 para pakar audiologi menemukan adanya hasil pemeriksaan terhadap penderita dengan audiogram normal dan ABR yang tidak normal. Pada tahun 1979 Davis dan Hirsh melaporkan ada 0,5 % atau terdapat satu dari 200 penderita yang datang ke klinik. Pada tahun 1984 Kraus Ozdamar, Stein dan Reed melaporkan data yang terkumpul selama tiga tahun dari 543 anak dengan dugaan gangguan pendengaran, 49 anak diantaranya memiliki ABR yang tidak normal. Sebagian besar mereka memiliki derajat pendengaran yang sangat berat, tujuh diantaranya memiliki derajat pendengaran yang sedang. Berlin pada tahun 1994 melaporkan terdapat lima dari 60 (12%) penderita NA di laporkan sebagai tuli. Adanya penderita yang di katakan tuli dengan tes ABR tetapi masih dapat merespon bunyi, akan memberikan gambaran yang sangat rumit, sebab sebagian besar penderita dengan ABR yang tidak normal memiliki koklea yang patologi. Saat itu banyak klinisi berpendapat bahwa penderita dengan ABR yang tidak normal memiliki gangguan pendengaran konvensional yang tidak konsisten dalam merespon bunyi. NA ditemukan pertama kali pada akhir tahun 1970, penelitian saat itu menunjukan kelompok penderita yang mempunyai nilai ambang dengar normal atau sedikit meningkat disertai dengan tidak adanya respon pendengaran pada pemeriksaan ABR. Pada tahun 1980 ditemukan pemeriksaan OAE, diketahui bahwa pada penderita yang mengalami gangguan pendengaran ini ternyata memiliki fungsi koklea yang normal. Pada tahun 1996 kelainan penderita dengan fungsi koklea yang normal tetapi menunjukan hasil ABR yang tidak normal dikatakan sebagai NA. Penyakit ini pertama kali diberi nama NA oleh Starr dkk pada tahun 1996 dan selanjutnya diberi nama kembali oleh Berlin dkk pada tahun 2001 dengan Auditory Neuropathy / Dys-Synchrony ( AN/AD ). Secara demografi penyakit ini bisa terjadi pada anak sejak bayi baru lahir sampai pada orang dewasa usia 60 tahun, tetapi usia paling banyak terjadi pada anak sebelum umur dua tahun dan terdapat 75% pada penderita usia sebelum 10 tahun. Kejadian pada laki-laki 54% dan wanita 45%. Penyakit ini di Amerika dapat mencapai sekitar 2-15% dari anak-anak yang disertai dengan gangguan pendengaran. Pada tahun 2002 Sininger memperkirakan terdapat satu penderita NA dalam 10 anak dengan gangguan pendengaran berat dan ABR yang tidak normal. Kasus ini jarang dijumpai dan akan dilaporkan dua kasus NA, diharapkan akan memberikan pemahaman dan meningkatkan kemampuan dalam mendiagnosis dan menangani penderita NA dengan saran pemasangan alat bantu dengar berupa atau sistem FM dan latihan bicara
Keyword :
Neuropati auditori, Otoacoustic emission ,
References :
Coates H,(2004) Newborn Hearing Screening the ultimate early detection strategy for hearing loss Tokyo : Springer verlag inc
Sininger Y,(2001) Auditory Neuropathy A New Perspective on Hearing Disorders Canada : Singular Thomson learning inc
Sininger Y,(2009) Auditory neuropathy in infants and children: implications for early hearing detection and intervention programs. Canada : Singular publisher
Don M, Kwong B,(2002) Auditory Brainstem Response: Differential Diagnosis. In: Katz J, Burkard RF. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins Inc
Archive Article
Cover Media | Content |
---|---|
![]() Volume : 3 / No. : 1 / Pub. : 2010-01 |
|