Jurnal THT - KL
ISSN 23378417
Vol. 5 / No. 1 / Published : 2012-01
Order : 2, and page :14 - 27
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Management of complicated retro pharingeal abcess with mediastinitis and thoracal empyema (a case report)
Author :
- Yuan Ariawan Kusuma*1
- Bakti Surarso*2
- Mahasiswa Fakultas Kedokteran
- Dosen Fakultas Kedokteran
Abstract :
Abses leher dalam merupakan proses infeksi lanjut yang mengenai ruangan potensial leher. Saat ini penyakit ini jarang ditemukan sejak ditemukannya antibiotika. Walaupun jarang tingkat mortalitasnya tetap tinggi. Abses leher dalam dapat berakibat fatal akibat komplikasi yang ditimbulkannya seperti mediastinitis, fasitis nekrotik, sumbatan jalan nafas dan sepsis.1,2 Abses retrofaring merupakan suatu keradangan yang disertai pembentukan nanah pada ruang retrofaring. Keadaan ini merupakan salah satu infeksi pada leher bagian dalam ( deep neck infection ). Ruang retrofaring terletak disebelah posterior faring (nasofaring, orofaring, hipofaring) dengan batas bagian anterior ialah lapisan tengah (visera) fasia leher dalam, posterior ialah lapisan alar fasia leher sedang pada lateral di dapat ruang parafaring, bagian superior ialah dasar tengkorak daerah basis osipital dan inferior ke mediastinum di tingkat bifurkasi trakea.2,3,13 Sumber infeksi dapat mencakup faringitis, tonsilitis, adenoiditis, otitis, sinusitis, dan infeksi lainnya yaitu hidung, kelenjar liur atau gigi. Komplikasi abses retrofaring mengakibatkan peradangan dan kerusakan jaringan yang berdekatan. Penyebaran infeksi ke mediastinum dapat mengakibatkan abses mediastinum, mediastinitis, perikarditis, piopneumotoraks, pleuritis atau empiema.2,3,5,7,10 Empiema toraks adalah adanya nanah di ruang pleura parietalis. Empiema toraks dapat disebabkan oleh infeksi yang berasal dari paru atau dari luar paru. Infeksi yang berasal dari paru dapat disebabkan oleh pneumonia, abses paru, fistel bronkopleura, bronkiektasis, tuberkulosis paru dan aktinomikosis paru, sedangkan infeksi yang berasal dari luar paru dapat disebabkan oleh trauma toraks, pembedahan toraks, torakosintesis, abses subfrenik, abses retrofaring, mediastinitis dan fistel esofagus pleura.4 Penanganan abses leher dalam patut mendapat perhatian, bila pengobatan terlambat atau tidak adekuat akan menimbulkan komplikasi yang berakibat fatal. Penggunaan antibiotika telah menurunkan angka kematian tetapi infeksi ini masih tetap memiliki komplikasi berat disertai tingginya mortalitas. Antibiotika dapat mengubah gambaran klinis yang ada serta perjalanan penyakit itu sendiri, dan resistensi antibiotika kadang muncul pada beberapa penderita. Dengan pemberian antibiotika saja penyakit ini belum dapat tertanggulangi sepenuhnya sehingga diperlukan suatu tindakan operatif untuk mengeluarkan abses ini dari ruang potensial leher untuk menghindari komplikasi yang terjadi.5,6,10 Pada makalah ini dilaporkan satu kasus abses leher dalam dengan komplikasi mediastinitis dan empiema toraks dan penderita sembuh.
Keyword :
Abses Retrofaring, Mediastinitis, Empiema Toraks,
References :
Lee KJ, Byrne MN.,(2003) Neck spaces and fascial planes. In: Lee KJ, eds. Essential Otolaryngology Head & Neck Surgery. 8th ed. p. 422-38 : New York: Mc Graw Hill Co Inc
Shin EJ,(2004) Parapharyngeal space neoplasms & deep neck space infection. In: Lalwani AK, eds. Current Diagnosis & Treatment in Otolaryngology Head & Neck Surgery. Int ed. p. 368-71 : New York: Mc Graw Hill Co Inc
Harkani A et al.,(2011) Retropharyngeal abscess in adult : five case report and review of the literature p. 1623-29 : The Scientific World Journal
Fachrudin D. ,(2001) Abses leher dalam. Dalam : Soepardi EA, Iskandar N, ed. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi 5. p. 185-89 : Jakarta: Balai Penerbitan FKUI
Fachrudin D.R.,(2002) Abses retrofaring. Dalam : Soepardi E.A, Hadjat F, Iskandar N.A, ed. Penatalaksanaan penyakit dan kelainan telinga hidung tenggorok. Edisi 3. p. 250-55 : Jakarta: Balai Penerbitan FKUI
Archive Article
Cover Media | Content |
---|---|
![]() Volume : 5 / No. : 1 / Pub. : 2012-01 |
|