Jurnal THT - KL
ISSN 23378417
Vol. 7 / No. 2 / Published : 2014-05
Order : 2, and page :57 - 65
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Management of perforated esophagus on patients with wired partial denture foreign body(a case report)
Author :
- Eva Susanti*1
- Budi Sutikno*2
- Mahasiswa Fakultas Kedokteran
- Dosen Fakultas Kedokteran
Abstract :
Benda asing yang tertahan dalam saluran gastrointestinal merupakan kasus yang sering ditemukan. Sebagian besar (lebih dari 90%) dari benda asing ini dapat lewat secara spontan. Bloom dkk seperti dikutip Kamath dkk menemukan bahwa sebagian besar benda asing yang gagal melewati saluran gastrointestinal karena tertahan di dalam esofagus. Benda asing yang tertahan di dalam esofagus harus dikeluarkan segera setelah diagnosis dapat ditegakkan.1 Perforasi esofagus dapat terjadi pada saat mengeluarkan benda asing yang tertahan di dalam esofagus. Perforasi ini terutama terjadi pada benda asing yang jenisnya tajam seperti tulang ayam atau tulang ikan. Perforasi esofagus merupakan hal yang sangat serius dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Komplikasi perforasi esofagus antara lain abses paraesofagus, mediastinitis, perikarditis, pnemomediastinum, pnemotoraks, fistula esofagus, dan luka vaskuler.1 Lam dkk seperti dikutip Wu JT meneliti secara retrospektif dan menemukan bahwa dari 5.848 pasien yang tertelan benda asing di esofagus, delapan diantaranya (0,001%) mengalami perforasi esofagus karena benda asing tertahan di esofagus bagian servikal, dan lima diantaranya mengalami perforasi esofagus saat dilakukan esofagoskopi. Perforasi esofagus saat dilakukannya tindakan esofagoskopi dengan menggunakan esofagoskopi fleksibel terjadi sekitar 0,03% sedangkan dengan esofagoskopi kaku sekitar 0,11%. Lokasi tersering terjadinya perforasi esofagus adalah daerah penyempitan sepanjang esofagus.2 Diagnosis perforasi esofagus ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Keluhan pada saat anamnesis tergantung dari letak perforasi, faktor etiologi, dan waktu munculnya keluhan tersebut. Nyeri merupakan keluhan yang sering muncul pada kasus perforasi esofagus, terjadi pada 80% pasien. Keluhan-keluhan lain meliputimuntah, hematemesis, disfagia, takipneu, batuk, dan demam. Pada pemeriksaan fisik sering didapatkan adanya takikardi, hipotensi, emfisema subkutis, pnemotoraks, dan hematotoraks. Emfisema subkutis terjadi pada 60% pasien dan biasanya muncul satu jam setelah terjadinya perforasi esofagus. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mengetahui terjadinya perforasi esofagus adalah dengan foto toraks, ComputedTomography Scan(CT-scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).3 Penatalaksanaan perforasi esofagus masih merupakan hal yang kontroversial. Angka mortalitas yang pernah dilaporkan apabila perforasi esofagus ditangani dalam waktu 24 jam sekitar 10-25% sedangkan apabila lebih dari 24 jam sekitar 40-60%. Pemilihan tata laksana perforasi esofagus tergantung dari etiologi, letak perforasi, kondisi fisik pasien, dan gambaran radiologis. Penatalaksanaan juga tergantung dari kondisi esofagus sebelumnya, apakah esofagus tersebut awalnya sehat atau memang sudah ada penyakit dasar. Penatalaksanaan secara non operatif banyak digunakan saat ini. Penatalaksanaan esofagus harus dilakukan sesegera mungkin dengan memberikan cairan intravena, puasa, antibiotik spektrum luas, analgetik, dan nutrisi parenteral.3 Tujuan dari penulisan ini adalah melaporkan satu kasus perforasi esofagus akibat benda asing gigi palsu berkawat yang sulit diekstraksi dan membaik dengan penatalaksanaan secara non operatif.
Keyword :
perforasi esofagus, benda asing , gigi palsu berkawat ,
References :
Sutikno B,(2013) Trauma esofagus. Dalam (2) : . 97-102 : Ilmu Kesehatan THT-KL Esofagus
Juniati SH,(2013) Esofagitis korosif. Dalam (2) : 27-36 : Ilmu Kesehatan THT-KL Esofagus
Kaman L, Iqbal J, Kundil B, Kochhar R,(2010) Management ofesophageal perforation in adults 3(6): 235-44 : Journal compilation gastroenterol
Hasan S, Jilaihawi A, Prakash D.,(2005) Conservativemanagement of iatrogenic oesophageal perforations-a viable option 28: 7-10 : European Journal of Cardio-thoracic Surgery
Wu JT, Mattox KL, Wall MJ,(2007) Esophagealperforations: new perspective and treatment paradigms 63: 1173-84. : J Trauma
Archive Article
Cover Media | Content |
---|---|
![]() Volume : 7 / No. : 2 / Pub. : 2014-05 |
|