Jurnal THT - KL
ISSN 23378417
Vol. 9 / No. 3 / Published : 2016-09
Order : 3, and page :100 - 105
Related with : Scholar Yahoo! Bing
Original Article :
Nasal polyp on infant (a case report)
Author :
- Denny Rizaldi Arianto*1
- Budi Sutikno*2
- Mahasiswa Fakultas Kedokteran
- Dosen Fakultas Kedokteran
Abstract :
Polip nasi merupakan penyakit inflamasi kronik pada saluran nafas atas yang karakteristik histopatologi terdapat infiltrasi sel inflamasi seperti eosinofil atau netrofil. Polip nasi menunjukkan massa udimatus semitranslusen pada kavum nasi dan paranasal, paling banyak berasal dari lapisan mukosa sinus dan prolaps ke dalam kavum nasi. Beberapa teori terjadinya polip hidung dihubungkan dengan infeksi kronis pada mukosa hidung dan sinus paranasal, intoleransi aspirin, polusi udara, disrupsi epitel, delesi gen atau defek sel epitel serta alergi makanan atau inhalan. Riwayat alergi sebagai etiologi polip merupakan suatu kontroversi. Beberapa penelitian melaporkan riwayat alergi sering dihubungkan sebagai faktor predisposisi polip nasi karena gejala rinore encer dan udim mukosa dapat terjadi pada dua kelainan tersebut bersamaan dengan adanya eosinofil dalam sekret hidung. Penelitian lain mengatakan bahwa angka polip nasi non alergi dibandingkan dengan polip nasi dengan riwayat alergi 13:5 pada 2000 penderita. Polip nasi pada orang dewasa berkisar 1-4% sedangkan 0,1% ditemukan pada anak-anak. Angka kejadian polip nasi pada anak dengan kistik fibrosis 6-48% sedangkan polip antrokoanal pada anak sekitar 33% dari seluruh polip nasi pada anak. Perbandingannya kejadian polip nasi pada laki-laki dan wanita adalah 2-4:1. Angka kejadian polip nasi meningkat seiring meningkatnya usia dan banyak dijumpai pada umur diatas 40 tahun. Polip nasi pada bayi sangat jarang ditemukan, jika dibandingkan dengan dewasa. Polip nasi pada bayi diibaratkan seperti fenomena gunung es, karena etiologi yang berhubungan dengan penyakit sistemik lainnya harus disingkirkan. Diagnosis polip nasi berdasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang seperti endoskopi nasal kaku dan fleksibel, foto polos posisi waters, dan computerized tomography scanning (CT Scan) atau magnetic resonance imaging (MRI). Penanganan polip nasi dapat dilakukan secara konservatif dengan pemberian obat-obatan (medikamentosa) atau pembedahan. Terapi bedah sinus endoskopi fungsional merupakan pilihan terbaik untuk penanganan polip nasal apabila terapi konservatif tidak memberikan hasil. Tujuan penulisan laporan kasus ini hendak melaporkan seorang bayi perempuan berumur 9 bulan dengan polip nasi kanan disertai rinosinusitis bilateral yang dilakukan penanganan berupa ekstraksi polip dan bedah sinus endoskopik fungsional.
Keyword :
References :
Wright C,(2008) Medical management of nasal polyposis Accessed : December 12, 2015 : http://utmb.edu/nasal-polyposis
Archontaaki M, Hajioannou JK, Stamou AK, Andressakis D, Kyrimizakis DE,(2013) Nasal polyposis in childhood and adolescence : our experience in an eight years period 52 : 8-10 : Otorhinolaryngologia - head and neck surgery
Pearlman AN, Chandra RK, Conley DB, Kern R,(2010) Epidemiology of nasal polyp. In : Onerci TM, Ferguson BJ, eds. Nasal Polyposis p. 9-15 : Springer
Segal N, Gluk O, Puterman M,(2012) Nasal polyps in the pediatric population 8: 265-7 : B-ENT
Kanzu L, Aydin E,(2012) Atypical presentation of antrochoanal polyp in a child 53: 320-4 : The Turkish Journal of Pediatrics
Archive Article
Cover Media | Content |
---|---|
![]() Volume : 9 / No. : 3 / Pub. : 2016-09 |
|