UNIVERSITAS AIRLANGGA



Detail Article

Jurnal THT - KL

ISSN 23378417

Vol. 8 / No. 3 / Published : 2015-09

Order : 3, and page :122 - 131

Related with : Scholar   Yahoo!   Bing

Original Article :

Utilization of hadad nasoseptal flap for closure of cerebrospinal fluid leakage on sphenoidal sinus

Author :

  1. Bastu Edo H*1
  2. Budi Sutikno*2
  1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran
  2. Dosen Fakultas Kedokteran

Abstract :

Aliran cairan serebrospinal (CS) melalui hidung dapat terjadi karena adanya fistula antara duramater dan dasar tengkorak, dengan penyebab bervariasi antara lain trauma kepala, pembedahan intrakranial, tumor dasar otak, dan penyebab intrakranial lainnya.1 Kebocoran yang menetap selama lebih dari tujuh hari ini berisiko terjadi ascending infection sehingga menimbulkan meningitis maupun ensefalitis. Ketepatan waktu dan prosedur pembedahan dalam penanganan kebocoran ini menentukan prognosis penderita.1 Kebocoran cairan serebrospinal berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi traumatik dan non-traumatik. Traumatik (80-90% kasus) dapat disebabkan karena kecelakaan dan tindakan iatrogenik. Non-traumatik disebabkan karena tumor otak (10%) (tumor intrakranial dan ekstrakranial, kolesteatoma), kebocoran dasar tengkorak kongenital (meningokel atau meningoensefalokel).1-4 Akurasi dalam identifikasi lokasi KCS sangat diperlukan karena menentukan keberhasilan operasi penutupan defek. Pencitraan (imaging) digunakan untuk identifikasi lokasi kebocoran ini. Pencitraan yang sering digunakan adalah computed tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI). Magnetic resonance imaging digunakan untuk melihat jaringan lunak seperti jaringan inflamasi, tumor atau meningoensefalokel. Dengan MRI dapat terlihat jaringan lunak yang menembus defek. Computed tomography dengan atau tanpa kontras intratekal dapat melihat lokasi kebocoran pada tulang. 1,4,5 Diagnosis KCS dapat dilakukan dengan inspeksi dan tes laboratorium. Pada beberapa kasus CS yang mengalir melalui hidung tercampur dengan material darah. Tes identifikasi beta-2 transferin diperlukan dikarenakan beta-2 transferin merupakan isoform bebas karbohidrat  dari transferin yang spesifik didapatkan pada CS. Beta-2 transferin tidak didapatkan di darah, sekret hidung maupun air mata. Protein ini pertama kali ditemukan oleh Irjala et al. tahun 1979.1,2 Tujuan terapi bedah pada kebocoran dasar tengkorak adalah menutup defek sehingga CS tidak lagi didapatkan mengalir melalui hidung. Manajemen bedah KCS banyak berubah sejak dikenalkan teknik bedah sinus endoskopi.1 Manajemen bedah pada kasus KCS berdasarkan aksesnya dibagi menjadi pendekatan melalui intrakranial dan ekstrakranial (endoskopik). Pendekatan intrakranial digunakan pada kasus yang disertai fraktur kominutiva tengkorak dengan pergeseran fragmen yang memerlukan reduksi melalui kraniotomi. Pendekatan ekstrakranial digunakan untuk menutup kebocoran tanpa disertai fraktur multipel, menggunakan peralatan endoskopi, tidak memerlukan insisi eksternal, membuat nasoseptal flap, cedera mukosa intranasal sangat minimal dan memiliki tingkat keberhasilan > 90%. Bahan tandur yang dapat digunakan antara lain kartilago, tulang, mukoperikondrium, mukosa septum, mukosa konka, lemak abdominal dan fasia (temporalis dan fasia lata).3,6 Pada tahun 2006 Hadad dan Bassagasteguy memperkenalkan pedicled nasoseptal flap yang juga dikenal Hadad nasoseptal flap (HNF). Teknik HNF secara keseluruhan dapat menurunkan KCS menjadi sebesar < 5%. Sejak saat itu teknik ini digunakan secara luas pada kasus KCS.7 Manajemen bedah endoskopik intranasal pada KCS lebih disukai karena memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan morbiditas yang rendah dibandingkan dengan reparasi kebocoran melalui tindakan bedah intrakranial. Pendekatan HNF digunakan pada kasus kebocoran serebrospinal yang sederhana, terletak di anterior atau posterior atap etmoid dan sinus sfenoid.1,8,9 Makalah ini akan membahas laporan kasus mengenai KCS di sinus sfenoid yang dilakukan penutupan dengan HNF melalui pendekatan bedah endoskopik di bagian THT-KL Rumah Sakit Dr. Soetomo (RSDS) Surabaya.

Keyword :

Cairan Cerebrospinal, Hadad Nasoseptal Flap, Sinus Sfenoid,


References :

Jalessi M, Sharifi G, Amintehran MR, Yazdanifard P, Mirghaed OR et al,(2013) Sellar reconstruction algorithm in endoscopic transsphenoidal pituitary surgery: experience with 240 cases 27:186-94 : Medical Journal of The Islamic Republic of Iran

Bradley MD, Sarah MD, Ricardo MD FACS, Daniel MD, Leo MD, Danielle MD,(2013) Transsphenoidal Approach With Nasoseptal Flap Pedicle Transposition: Modified Rescue Flap Technique 123:2976-79 : J Laryngoscope

Prosser JD, Vender JR, Solares CA,(2011) Traumatic Cerebrospinal Fluid Leaks 44:857–73 : Otolaryngologic Clinics of North America

Gilat H, Rappaport Z, Yaniv E,(2011) Endoscopic Transnasal Cerebrospinal Fluid Leak Repair: A 10 Year Experience 13: 597-99 : The Israel Medical Association Journal

Gleinser D,(2009) CSF Rhinorrhea 20:1-8 : J University of Texas Medical Branch





Archive Article

Cover Media Content

Volume : 8 / No. : 3 / Pub. : 2015-09
  1. The Correlation Between Blood Il-5 Level With Nasal Symptomps Total Symptom Score (tss) In Rhinitis Allergy Patients Following Loratadine Therapy
  2. Clinical Management Experience On Schwannoma Sinonasal (a Case Report)
  3. Utilization Of Hadad Nasoseptal Flap For Closure Of Cerebrospinal Fluid Leakage On Sphenoidal Sinus
  4. Management Of Nasal Fracture